Pare-Pare (Pendis)- Diseminasi hasil penelitian Indeks Persepsi Kekerasan Terhadap Anak di Kabupaten Sidrap menghadirkan tiga pembicara di antaranya Dr. Muhammad Idris Usman, M.A. (Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten Sidrap), H. Syamsuddin, S.Ag., M.Ap (Kabid Politik Dalam Negeri dan Organisasi Kemasyarakatan, Kesbangpol Sidrap) dan Dr. H. Jamaluddin Ahmad, S. Sos., M. Si (Rektor Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang) dengan moderator oleh Nidaul Islam, S.Th.I., M. Th. I (Sekretaris Organisasi Taman Semesta/Dosen IAIN Parepare).
Peserta yang hadir berasal dari berbagai perwakilan organisasi masyarakat yang ada di Kabupaten Sidrap dengan mengundang peserta dalam jumlah terbatas. Kegiatan ini berlangsung di Aula kantor Kemenag Sidrap, Selasa (21/09/2021).
Sebelum narasumber menyampaikan materinya, peneliti Adnan Achiruddin Saleh menjelaskan gambaran secara psikologis persepsi orang tua di Kabupaten Sidenreng Rappang terkait dengan cara pandang orang tua membersamai anak.
"Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima faktor yang bisa memicu persepsi kekerasan orang tua terhadap anak yaitu sikap, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu, dan pengharapan, serta secara statistik dapat dipotret persepsi kekerasan orang tua terhadap anak di Kab. Sidrap berada pada kategori tinggi," jelas Adnan yang juga menjadi Dosen di IAIN Parepare serta Direktur Organisasi Taman Semesta.
Lebih lanjut Adnan mengungkapkan kategori tinggi tersebut tidak bisa dipahami bahwa telah terjadi kekerasan terhadap secara berlebihan di Kabupaten Sidrap.
Hal ini dikarenakan menurut Adnan harus dilihat secara angka jumlah laporan kekerasan terhadap anak, namun temuan ini bisa dipahami sebagai adanya potensi terjadinya kekerasan terhadap anak.
"Harapannya kami, dengan adanya temuan ini, maka setiap dari kita bisa membangun kesadaran dan kapasitas sebagai orang tua yang bisa membersamai anak secara positif yang mampu mendukung tumbuh kembang anak menjadi positif pula," tambahnya.
Dalam kegiatan ini juga dirangkaikan pelucuran Program Pengabdian Masyarakat (PkM) melalui aplikasi Temu Konselor (Telor).
Aplikasi tersebut merupakan refleksi dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan aplikasi ini dapat diunduh melalui playstore.
Sementara ketiga pemateri mengapresiasi dengan adanya aplikasi ini dan dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan layanan konseling khususnya secara online.
Bagikan: