Jakarta (Pendis) – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis), Kementerian Agama RI menggelar Doa Bersama Dari Rumah. Doa adalah sebuah ikhtiar kemanusiaan, menggenapkan ikhtiar-ikhtiar lahiriyah dalam menyelesaikan berbagai persoalan.
Hal demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani pada saat memberikan pengarahan doa bersama secara daring. Menurutnya, eskalasi pandemi saat ini meningkat secara tajam, setiap hari lahir rekor-rekor baru yang kemudian membuat semua masyarakat merasa miris.
Dhani mengatakan, kegiatan kemanusiaan seperti Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan Budaya 5M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas merupakan ikhtiar lahir.
“Ikhtiar ini perlu diperkuat dengan budaya 5+1 M dan +1 nya adalah memanjatkan doa,” ujar Dhani, di Jakarta, Jum’at (09/07).
Menurut Dhani, doa bersama ini digelar agar semua masyarakat bisa lepas dari COVID-19 dan kembali beraktivitas dengan baik. “Berdoa untuk mengetuk pintu langit, membuka jendela ‘arsy agar pandemi segera berakhir,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Dhani juga megajak kepada seluruh keluarga besar Kemenag, khususnya pelaku Pendidikan Islam agar melaksanakan doa bersama untuk keselamatan bangsa Indonesia.
“Saya berharap, momentum ini juga dapat dilaksanakan oleh masing-masing Direktorat Ditjen Pendis, Kantor Kemenag Wilayah, Kantor Kemenag Kabupaten dan seluruh Madrasah dan Pondok Pesantren,” tutur Dhani.
Karena itu, lanjutnya, semua bisa berperan dalam memutus rantai penyebaran. Dengan taat dan ppatuh terhadap pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan serta dengan memanjatkan doa dan zikir berharap Allah segera menghapus pandemi dari bumi ini.
"Sekali lagi, doa bersama ini sangat penting bagi kita semua, mari saling mendoakan dan menguatkan, saling mendukung serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan agar dapat melewati ujian pandemi ini dengan baik,” pungkas Dhani.
Doa bersama dari rumah ini dihadiri oleh 15.000 peserta dari berbagai elemen Pendidikan Islam mulai dari guru dan kepala Madrasah, ustadz dan santri pondok pesantren, hingga pegawai kantor Kemenag Kabupaten, Wilayah serta Pusat. (Yuyun)
Bagikan: