Bogor (Pendis) - Dalam ceramahnya di hadapan para guru Al Quran Hadits, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengimbau kepada para guru agar senantiasa memberikan perspektif baru terhadap anak didiknya. Hal demikian diperlukan mengingat perkembangan realitas sosial yang selalu berkembang."Nah, Al Quran Hadits harus bisa merespon perkembangan realitas," katanya di Bogor, Rabu (26/08/15).
Guru Al Quran Hadits, lanjut Dirjen, tidak boleh berhenti membaca dan belajar, karena guru senantiasa harus update dan harus menjadi gudang informasi (ware inform) serta peka terhadap perkembangan realitas. "Selain itu gurunya juga harus bisa menjadikan murid itu nyaman," katanya dalam Acara Penguatan Pembelajaran Al Quran Hadist pada Madrasah yang diselenggarakan Subdit Kurikulum dan Evaluasi.
Kamaruddin mencontohkan, bahwa dirinya pernah melihat di Inggris guru setingkat Taman Kanak-kanak (TK) mampu membuat seluruh siswa didiknya aktif dan berpartisipatif dalam pembelajaran yang sedang berlangsung, "saat guru-guru melempar pertanyaan kapada anak muridnya, seluruh murid TK mengacungkan tangan berebut ingin menjawab semua, tanpa terkecuali," tukasnya. Artinya, lanjut Dirjen lagi, guru tersebut mampu menciptakan suasanya dan mampu menumbukan daya rangsang anak untuk ingin tahu.
"Ini salah satu tugas guru. Guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan kognitif, tapi juga harus menggali potensi-potensi anak serta rasa kritis anak. Jika ini terus maka
anak akan terus terangsang untuk belajar," terangnya. Guru Besar bidang Ilmu Hadits ini juga berharap, para guru Al Quran Hadist ini berharap agar dalam sistem
pengajarannya mengangkat hal-hal aktual dengan tema hadis dipandang dari perspektif agama.
Sebab, sambungnya lagi, guru tersebut dituntut untuk terus membaca dan membaca realitas serta mengajarkan anak-anak yang merangsang mereka terlibat dan partisipatif
dalam pembelajaran. "Kita harus mengaktualkan dan memberi perspektif baru, ada isu apapun juga kita harus bisa memberi perspektif, hal ini tidak bisa dilakukan jika kita tidak mempunyai wawasan yang luas. Dan itu kuncinya di membaca dan membaca," pungkasnya.
(sholla/dod)
Bagikan: