Jakarta (Pendis) - Kontribusi fundamental lembaga pendidikan Islam Indonesia menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga terbesar yang berhasil melaksanakan demokrasi setelah Amerika dan India.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Agama Islam Kamaruddin Amin dalam konferensi pers Pameran Pendidikan Islam Internasional (International Islamic Education Expo-IIEE), Rabu (15/11) di Kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng, Jakarta.
"Lembaga pendidikan Islam berhasil mengajarkan agama Islam moderat yang kompatibel dengan nilai-nilai demokrasi, dan berhasil mengkonsolidasikan pengetahuan serta pemahaman keagamaan," ujar Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini.
Menurut Kamaruddin, Indonesia sangat mungkin menjadi negara ultra konservatif atau negara sekuler dan negara liberal seperti halnya negara lainnya di dunia sesuai dengan pengetahuan dan pengamalan pengetahuan keagamaan masyarakatnya, tetapi karena adanya lembaga pendidikan Islam di Indonesia membentuk masyarakat Indonesia menjadi masyarakat demokratis yang kondusif seperti sekarang ini.
Banyaknya lembaga Pendidikan Islam di Indonesia berupa Pesantren, Madrasah dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang mengajarkan dan mengamalkan ilmu-ilmu keislaman dengan mendalam, integrasi agama, sains dan ilmu sosial, mencerdaskan serta yang memelihara nasionalisme dan cinta tanah air memotivasi Kementerian Agama mempromosikan pendidikan Islam melalui Pameran pendidikan Islam Internasional dengan tema "Indonesian Islamic Education for Global Peace", lanjutnya.
Kamarudin berharap kegiatan yang akan dibuka pada tanggal 21 hingga 24 November 2017 mendatang di ICE BSD Serpong, Tangerang - Indonesia dapat menjadi ajang penting untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Pendidikan Islam di Indonesia adalah kaya, mempunyai banyak kekhasan, dan berkontribusi bagi perdamaian global. (Hikmah58/dod)
Bagikan: