Jakarta (Pendis) - Dunia perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI) patut berbangga hati. Pasalnya, 2 (dua) jurnal yang diterbitkan oleh PTKI meraih sebagai jurnal terbaik se-Asia, yakni Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies (IJIMS) yang dikelola Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dan Studia Islamika yang diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta masing-masing memperoleh predikat sebagai jurnal terbaik kedua dan ketiga se-Asia. Hal ini dapat dilihat dari rangking jurnal yang diterbitkan oleh Scimagojr.com, sebuah portal tingkat dunia yang menghimpun jurnal dan indikator ilmiah dari berbagai negara yang dikembangkan dan bersumber pada data base Scopus.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, memberikan apresiasi yang sangat tinggi atas peraihan prestasi yang luar biasa ini. “Kebijakan agar PTKI menjadi world class university perlu dilakukan, dan itu ditandai dengan peraihan prestasi publikasi ilmiah tingkat dunia seperti yang diraih oleh kedua jurnal ini’, ungkap Kamaruddin Amin.
Selaku Dirjen, Kamaruddin mendorong agar seluruh sivitas akademika PTKI perlu berfikir dan berkreasi-inovatif, sehingga mampu melejitkan potensi-potensi yang dimilikinya hingga meraih prestasi tingkat global. Rektor IAIN Salatiga, Zakiyuddin Baidhawy, mengatakan setelah sebelumnya mendapat peringkat The Best Quartile 1 (Q1) di Scimago Journal Rank (SJR) untuk bidang religious studies, kini IJIMS menempati jurnal terbaik peringkat kedua se-Asia versi SJR dengan skor journal’s impact 0.161. “Ini bukti keseriusan dan konsistensi IJIMS untuk menjadi jurnal garda depan pada skala internasional yang sekaligus sebagai academic tower bagi pencapaian IAIN Salatiga untuk menyongsong transformasi menjadi UIN Salatiga,” kata Rektor.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Amany Lubis, mengatakan bahwa UIN Jakarta diitikadkan menjadi kiblatnya kajian Islam Indonesia tingkat dunia. “Studia Islamika merupakan jurnal pertama di lingkungan PTKI yang bertaraf dunia yang menjadi salah satu bagian penting dalam mewujudkan itikad tersebut”, ungkap rektor perempuan pertama di UIN Jakarta itu.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Arskal Salim, mengapresiasi dan berbangga hati atas capaian prestasi ini. “Bagi kami, jurnal itu indikator mercusuar tidaknya sebuah PTKI. Karena, ia tidak hanya sekedar wahana mempublikasikan artikel semata, tetapi di dalamnya menyimpan kemampuan dalam berkolaborasi, konsistensi, dan berdiskusi tentang wacana keilmuan dan persoalan akademik pada PTKI itu sendiri”, ungkap Arskal.
Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi, mengungkapkan bahwa pencapaian prestasi jurnal dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Prestasi itu tidak hanya di tingkat dunia, di tingkat nasional juga sangat mendomionasi. “Jurnal-jurnal berbasis sosial humaniora yang terakredisi itu didominasi oleh jurnal-jurnal yang diterbitkan oleh PTKI. Lompatannya juga sangat terasa. Di akhir tahun 2017, terdapat 68 jurnal yang terakreditasi. Setahun kemudian naik hingga meraih 305 jurnal yang terakreditasi. Dan, di akhir tahun 2019 naik hinga lebih dari 151%, yakni berjumlah 768 jurnal yang terakreditasi”, ungkap doktor UIN Jakarta. ( Wendi/Hik)
Bagikan: