Sentul (Pendis) - Di benak para pejabat dan Jabatan Fungsional Umum (JFU) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam harus tertanam sebuah cita-cita dan obsesi untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi studi Islam dunia.
Harapan itu disampaikan Kamaruddin Amin Direktur Jenderal Pendidikan Islam, saat memberikan pengarahan pada Rapat Pimpinan (Rapim) Ditjen Pendidikan Islam pada Minggu (20/01) di Sentul City Bogor.
Visi menjadikan Indonesia sebagai pusat studi Islam dunia, lanjut Kamaruddin Amin, bukan hal yang utopis, karena Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan memiliki lembaga pendidikan Islam terbanyak di dunia.
Di hadapan Pejabat Eselon II, III dan IV, Kamaruddin dengan bangga menyampaikan bahwa artikulasi keagamaan di Indonesia tidak lepas dari kontribusi pendidikan Islam. "Indonesia tidak begitu mudah diinfiltrasi oleh gerakan radikal dan intoleran karena dibina oleh Pendidikan Islam yang moderat," kata Guru Besar Hadits UIN Makasar ini.
Kamaruddin Amin menilai Rapim kali ini sangat strategis untuk mengevaluasi, mereview sejauhmana aktivitas tahun anggaran 2019, berkontribusi pada pengarustamaan moderasi beragama dalam pendidikan Islam. "Pendidikan Islam kita harus naik kelas, meningkat mutunya dan harus terefleksi dalam program-program dan kegiatan," ujar Kamaruddin.
Poin lain yang digarisbawahi Alumni Born University Jerman ini adalah pentingnya program yang kreatif dan inovatif. "Saya ingin mulai saat ini kita mengundang mahasiswa-mahasiswa asing untuk belajar ke Indonesia. Iran sangat konsen untuk membuka Indonesia Corner di Iran," harap Kamar.
Pesan lainnya adalah program dan kegiatan yang langsung bisa dirasakan oleh masyarakat. "Program mencetak 5000 Kyai sebagai perimbangan dari Program 5000 Doktor harus mulai kita realisasikan dalam tahun 2019". Kamaruddin meminta agar varian-varian program harus dirumuskan bersama yang tetap berorientasi pada mutu pendidikan Islam.
Profesor Hadits ini juga meminta kepada jajarannya untuk melihat kembali RPJMN dan Renstra Pendidikan Islam 2015-2019 dan memastikan apakah target dan capaian akreditasi guru, Prodi PTKI yang terakreditasi minimal B di tahun 2019, dan lain sebagainya telah tercapai. "Orientasi program tahun 2019 harus beroreintasi pada capaian renstra pendidikan Islam, karena pasti akan ditagih oleh KSP (Kantor Staf Presiden,red) dan Kementerian PMK," tegas Kamar.
Imam Safe`i Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam mengatakan keluarga besar Pendidikan Islam mempunyai beragam potensi dan tugas kita harus bisa meramu dan mengkombinasikan potensi tersebut dengan baik.
Imam Safe`i meminta agar semua warga Pendidikan Islam untuk saling bersinergi dan berkolaborasi, karena tugas kita makin hari makin kompleks. "Saya yakin dan percaya teman-teman bisa melaluinya dengan baik, karena tekad dan daya juangnya tinggi," katanya. (RB/dod)
Bagikan: