Tidore (Pendis) --- Di era revolusi industri 4.0, perkembangan teknologi semakin pesat, seorang guru dituntut untuk terus berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar, agar tidak tergerus oleh zaman. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani saat memberikan arahan kepada guru madrasah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Tidore, Maluku Utara, Sabtu (07/11).
Dikatakan Dhani, untuk mejadi guru yang profesional, kebutuhan saat ini adalah terus berinovasi dan meningkatkan kapasitas diri. Menurutnya, seorang guru dituntut untuk terus belajar dan belajar. “Berhentinya proses belajar bagi seorang insan terlebih seorang guru adalah kematian eksistensi yang sesungguhnya. Eksistensi belajar adalah eksistensi kehidupan, berhentinya belajar adalah berhentinya kehidupan,” ungkap Guru Besar Bidang Teknologi.
Dikatakan Dhani, ketika berinovasi, tidak selalu menciptakan hal yang baru, akan tetapi berinovasi bisa dengan beradaptasi dengan nilai-nilai baru yang berkembang. Menurutnya, Indonesia memiliki daya saing yang kuat, karena memiliki sumberdaya manusia yang melimpah. Hal ini menjadi modal dalam berinovasi untuk menciptakan generasi anak yang berasal dari madrasah untuk membangun peradaban Indonesia yang diakui dunia.
Menurut Dhani, inovasi akan muncul jika memiliki empat kompetensi yang harus dimiliki di abad 21, yaitu Creativity Thingking, Critical Thinking, Communication, dan Collaboration. “Perubahan zaman adalah sesuatu yang tetap. Sehingga kita harus berubah dengan berinovasi melalui berpikir kreatif mencari model-model baru dalam mengajar serta model baru menghadapi siswa agar tidak bosan belajar,” ujarnya.
“Proses pembelajaran harus mengalami proses inovasi. Didalam kerangka inovasi tidak boleh serba baru yang kita hadirkan, karena kita harus memiliki pijakan pada kearifan-kearifan nilai lokal atau nilai lama,” sambung dihadapan guru dan siswa.
Ketika berinovasi, lanjut Dhani, seorang guru harus berkolaborasi dengan yang lain dan saling bergandengan tangan. Dhani menukil sebuah pepatah, Jika ingin berjalan cepat maka berjalanlah sendirian, namun jika ingin jalan jauh maka berjalanlah bersama sama. “Urusan pendidikan itu bukan semata urusan cepat, akan tetapi urusan pendidikan adalah urusan jauh, karena kita sedang membangun dan menyiapkan sumberdaya manusia yang memiliki peran di masa datang,” tegasnya.
Selain itu, tambah Dhani, seorang guru harus pintar beradaptasi dengan zaman. Menurutnya, guru madrasah harus menyelaraskan diri dan berdialog dengan lingkungan strategis di sekitarnya, tanpa kehilangan identitasnya.
“Adaptasi harus menjadi kekuatan untuk memahami, bahwa sebuah lembaga pendidikan harus menghadirkan anak zaman, mereka yang beribukan waktu berayahkan zaman, menari bersama zaman untuk menarikan zaman. Dalam konteks pendidikan, dinamika zaman hari ini adalah kebutuhan kita terhadap penguasaan teknologi,” tegasnya.
“Orang yang hebat pada hari ini adalah orang yang mampu membaca masa depan dengan baik. Guru yang hebat akan mampu melahirkan anak didik yang akan bisa menguasai zamannya,” pungkasnya.
Tampak hadir mendampingi Dirjen Pendidikan Islam, Kepala Kantor Wiayah Kementerian Agama Maluku Utara, Sarbin Sehe, Kelapa MAN 1 Tidore, serta pejabat Kementerian Agama Kota Tidore Kepulauan..
Bagikan: