Serpong (Pendis) - Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam akan menggelar International Islamic Education Exhibition (IIEE) untuk mempromosikan pendidikan Islam di Indonesia agar dikenal lebih luas dan diakui oleh masyarakat internasional. Hal tersebut dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, pada Focus Group Discussion (FGD) PTKI pada Selasa (24/10) di ICE BSD Serpong Tagerang Selatan.
Ditambahkan oleh Kamaruddin Amin, IIEE dimaksudkan untuk mengenalkan corak pendidikan Islam Indonesia yang sangat peduli terhadap toleransi dan moderasi agama, inklusivitas dan kehidupan yang damai. "Kita ingin menunjukan kepada dunia tentang distingsi dan keunggulan pendidikan Islam," katanya.
Posisi Indonesia di tengah kehidupan global amat penting dan strategis, kata Kamar. Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia setelah Cina, India dan Amerika. Indonesia juga sebagai negara muslim terbesar dengan jumlah pemeluk sekitar 200 juta (87,2% dari total penduduk).
"Indonesia juga sebagai negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia ditengah keberagaman etnis, pulau dan bahasa," tegas Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini.
Publik dunia harus tahu kata Kamaruddin Amin, bahwa Indonesia memiliki lembaga pendidikan Islam yang tersebar di dunia, dan itu tidak dimiliki oleh negara muslim lainnya. Saat ini terdapat 57 perguruan tinggi keagamaan Islam negeri, 675 perguruan tinggi keagamaan Islam swasta, sekitar 75.000 madrasah, dan 29.000 pesantren dan 84.000 Madrasah Diniyah Takmiliyah.
Melalui Pendis Expo kita akan menenalkan betapa kita memiliki ulama-ulama klasik yang terkenal, antara lain Syekh Nawawi Al-Bantani, Syek Yusuf Al-Makassari, Syekh Nuruddin ar-Raniri, Syekh Abdus Samad al-Falimbani. "Masyarakat Indonesia memeluk agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, namun dapat hidup berdampingan secara damai. Terjadi hubungan yang harmonis antara civil society dan nation state; antara agama dan demokrasi".
Disadari oleh Kamarudin Amin, kendatipun Indonesia memiliki khazanah akademik dan budaya Islam yang sangat kaya, kekayaan akademik, tradisi dan budaya khas Islam nusantara, Indonesia belum cukup dikenal sebagai destinasi bagi studi-studi keislaman. "Pendis Expo menjadi sarana efektif mengenalkan berbagai kekhasan pendidikan tinggi Islam, pesantren, madrasah di mata publik internasional," tegas Kamar.
Imam Safe`i, Plt. Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam menambahkan bahwa pameran Pendidikan Islam Internasional akan mempererat jalinan kemitraan dengan lembaga-lembaga pendidikan, baik dari dalam dan luar negeri.
Imam memastikan bahwa 56 PTKIN dan beberapa PTKIS akan ambil bagian dalam even besar pameran ini. "Kita akan tampilkan apa yang dimiliki oleh PTKI berupa hasil-hasil riset, karya inovasi akademik, hazanah seni budaya kampus".
Mizan Sya`roni, salah seorang Panitia IIEE menerangkan beragam kegiatan Pendis Expo akan digelar diantaranya International Islamic Education Exhibition (IIEE), Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS), Deklarasi Jakarta (DJ), International Seminar on Pesantren Studies (ISPS), Apresiasi Pendidikan Islam (API), dan Pentas Seni Pelajar dan Mahasiswa (PSPM).
Pameran Pendidikan Islam Internasional 2017 akan dimeriahkan dengan sekitar 200 booth/stand yang akan diikuti oleh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri dan Swasta, Madrasah, Pondok Pesantren, Lembaga-lembaga Mitra Direktorat Jenderal Pendidikan Islam; Kedutaan-Kedutaan Luar Negeri di Jakarta; Organisasi-Organisasi Sosial Keagamaan Islam dan internal Kementerian Agama. (RB/dod)
Bagikan: