Jakarta (Pendis) - Kementerian Agama sangat mengapresiasi jerih payah yang dilakukan Endang Irawan atau dikenal dengan "Bang Soplo", seorang driver ojek online yang membiayai kebutuhan 126 santri yang berusia antara 12 sampai 24 tahun di Pondok Pesantren yang diasuhnya, yaitu Pondok Pesantren Nurul Iman beralamat di Desa Sukaharja Ciomas Kabupaten Bogor. Pondok pesantren yang berkonsentrasi pada program Tahfizh Quran bagi anak yatim dan kurang mampu.
"Kami sangat mengapresiasi partisipasi masyarakat terkait pendidikan Islam yang ada di Indonesia, walaupun sebenarnya ada banyak program bantuan yang diperuntukkan bagi pondok pesantren seperti beasiswa tahfizh, bantuan asrama dan bantuan ruang kelas, tetapi karena di Indonesia ini memiliki pondok pesantren yang sangat banyak, yaitu lebih kurang 28.000 pondok, yang 1.600 nya merupakan pondok tahfizh, sehingga kamipun tidak bisa membantu pendanaan sepenuhnya dan beruntung jika banyak yang peduli seperti pak Endang ini," ujar Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin saat berbincang di Metro TV, Senin (08/01/2018).
"Salah satu program unggulan Kementerian Agama adalah beasiswa tahfizh bagi 10.000 anak Indonesia yang ingin menjadi penghapal Quran, program ini untuk jangka waktu 5 tahun, jadi setiap tahunnya, kita berikan kepasa 2.000 santri," ujarnya.
Menurut Kamaruddin ada banyak program bantuan yang mungkin bisa disounding ke Ponpes Nurul Iman, jika memang syarat dan kriterianya terpenuhi, terutama masalah legalitas, artinya pondok harus terdaftar, maka akan kita salurkan bantuannya, mudah-mudahan bisa bermanfaat dan meringankan. sayapun sudah berikan kartu nama saya kepada pak Endang, nanti bisa hubungi saya secara personal.
Endang juga mengaku senang, Alhamdulillah sudah dijembatani pertemuan silaturrahmi dengan pihak Kementerian Agama, mudah-mudahan nanti ada solusi terhadap apa yang dibutuhkan Pondok Pesantren dan santri kami, mengingat pondok kami sudah tercatat di Kemenag.
Sosok Endang yang dikenal tegas, disiplin dan dermawan seringkali memberikan uang saku kepada para santrinya dari hasil menjadi ojek online. "Uang hasil ojek online itu saya sisihkan, sebagian buat keluarga dan kebutuhan saya pribadi dan sebagian lagi buat para santri di Pondok," ujar Endang.
Sebenarnya Endang sudah lama ikut mengupayakan pendanaan pondok, sejak awalnya ketika ia mulai dilibatkan sebagai pengasuh pondok, awalnya dulu sebelum bergabung di ojek online, Endang bekerja sebagai mekanik elektrik di luar Pulau Jawa dan itu cukup menyulitkannya mengawasi dan mengontrol anak didiknya.
Sekarang setelah bergabung di ojek online, Endang lebih leluasa dan bisa maksimal mengasuh pondoknya, selain itu Ia berterima kasih karena melalui ojek online, pondoknya lebih dikenal dan mendapat bantuan dari masyarakat yang ikut peduli, juga dari penumpangnya yang ingin ikut berbagi, lanjutnya.
Endang menjelaskan asal muasal kenapa ceritanya ini menjadi viral di media sosial, hal ini sama sekali tidak terpikirkan, bahkan Ia lebih suka jika tidak ada orang yang mengenalnya karena sebagai pengasuh pondok pesantren, cukup orang mengenalnya sebagai driver online, tetapi suatu ketika berawal dari obrolan ke salah seorang temannya, lalu temannya tersebut menulisnya di media sosial.
Zulfa, salah satu santri yang sudah belajar sejak tahun 2013 menyampaikan masih banyak kebutuhan pondok dan santri yang belum terpenuhi, tetapi dengan segala keterbatasan fasilitas tidak mengurangi semangatnya dan Para santri untuk menghapalkan Al Quran, beberapa santri pernah sudah mengukir prestasi di tingkat Kabupaten dan Kota Bogor. (Hikmah58/dod)
Bagikan: