Jakarta, (www.kemenag.go.id) - Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Mohammad Ali berharap tingkat kelulusan siswa madrasah pada Ujian Nasional 2011 mengalami peningkatan, paling tidak menyamai hasil yang diperoleh pada dua tahun lalu.
"Saya mengharapkan, kan tahun lalu menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sedikit, harapan tahun ini sekurang-kurangnya kembali pada tahun sebelumnya," kata Dirjen Pendis kepada wartawan di Jakarta, Kamis (10/3).
Dikatakan dia, tingkat kelulusan UN 2010 untuk siswa Madrasah Aliyah (MA) mencapai 91 persen sekian, sedangkan tahun sebelumnya (2009) mencapai 92 persen sekian. "Tahun ini kita harap naik, minimal seperti tahun sebelumnya," kata Ali.
Pelaksanaan UN 2011, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) sudah menetapkan jadwal pelaksanaan ujian nasional 2011 untuk tingkat SMP dan SMA. Ujian Nasional 2011 untuk tingkat SMP/MTs (Madrasah Tsanawiyah) berlangsung pada tanggal 25-28 April 2011, sedangkan Ujian Nasional 2011 untuk tingkat SMA/MA diadakan pada tanggal 18-21 April mendatang.
Kebijakan soal penetapan hari H pelaksanaan UN 2011 itu tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 45 Tahun 2010 tentang Kriteria UN. Selain itu, kebijakan tersebut mengacu ke Permendiknas Nomor 46 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UN. Ujian Nasional 2011 tetap dijadikan sebagai acuan untuk menentukan proses belajar.
Mengenai persiapan Kemenag, kata Ali, sebagai bagian dari penyelenggara, sudah dilakukan persiapan, termasuk juga ijazah dan sebagainya. Kita sudah mempersiapkannya, kita bahkan sudah mulai membuat pengumuman lelang ijazah sekarang sedang dalam proses itu, pencetakan blanko ijazahnya.
"Nah pelaksanaannya insya Allah kita sudah siap semuanya dan jam nya untuk pelaksanaan UN untuk tingkat aliyah lebih awal," paparnya.
Dirjen Pendis juga mengatakan, pelajaran agama juga dimasukkan sebagai suatu materi ujian sekolah berstandar nasional. Kelulusan itu tidak didasarkan atas UN tapi juga ujian sekolah, untuk agama ujian nya sudah menggunakakn standar nasional, standar-standar itu dibuat secara nasional.
"Angkernya dibuat secara nasional tapi soalnya dibuat oleh sekolah masing-masing, 25% dibuat secara nasional, 75% dibuat secara nasional dan itu salah satu dasar mempertimbangkan siswa itu lulus atau tidak, tidak hanya agama tapi semua pelajaran sekolah," paparnya.
Pada bagian lain Dirjen Pendis juga menjelaskan tentang wacana madrasah gratis. Dia pengatakan, masalah tersebut masih perlu pengkajian secara mendalam. "Nah ini kita sedang mengkaji betul, bagaimana pelaksanaan implementasinya termasuk apa sih definisinya, kita minta dikaji secara mendalam, secara hati2 sehingga begitu kita laksanakan dampak-dampak itu sudah bisa diantisipasi."
Apakah tahun ini sudah bisa diterapkan? "Masih kita kaji, belum kita ambil keputusan bisa atau tidaknya masih kita kaji dan tadi dibentuk tim pengkajiannya termasuk dari Diknas anggotanya," jelasnya lagi.
Ia menyatakan, penerapan madrasah gratis memerlukan persiapan yang matang. "Artinya menunggu hasil tim selanjutnya langkah akan dirumuskan," tandasnya. (ks)
Bagikan: