Jakarta (Pendis) - Tantangan yang dihadapi oleh Kementerian Agama dalam mengembangkan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) adalah belum terpenuhinya pembangunan infrastruktur pendidikan.
"Kita masih sibuk membangun infrastruktur seperti ruang kelas baru, laboratorium, perpustakaan dan sarana prasarana pendidikan lainnya," kata Kamaruddin Amin Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI saat membuka Rapat Persiapan dan Optimalisasi Program SBSN PTKIN Tahun 2018, pada Rabu (03/10) di Jakarta.
Kamarudin menuturkan perguruan tinggi di negara-negara yang telah maju, pembangunan kampus sudah selesai, maka anggarannya digunakan untuk pengembangan mutu, peningkatan kualitas penelitian dan Proses Belajar Mengajar.
Alumni Born University Jerman ini menegaskan kalau infrastruktur kita selesai kira-kira 3-5 tahun ke depan, tentu para rektor tidak lagi mengusulkan pembangunan sarana prasarana, tetapi sudah konsen pada kualitas sumber daya manusia.
Guru Besar Hadits UIN Makasar ini merasa bersyukur bahwa anggaran perguruan tinggi saat ini sudah mulai proporsional jika dibanding dengan PT di bawah Kemristekdikti. Bisa kita lihat misalnya, jumlah total mahasiswa di Indonesia sekitar 6 juta. PTKI di bawah Kemenag berjumlah kurang dari satu juta atau sekitar 1/6 tidak sampai 20%. Semenara angaran Diktis hampir mencapai 20% atau sekitar 7 trilyun. Sementara anggaran Kemristekdikti 34-35 T, artinya 20 persen sudah berada di PTKI di bawah kemenag RI.
Terkait dengan program SBSN, Kamarudin mengatakan DPR RI mengapresiasi pelaksanaan pembangunan gedung atas biaya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada PTKIN, karena dinilai mampu mentransformasi PTKIN secara signifikan.
Kamar meminta para pengelola SBSN pada PTKIN untuk terus meningkatkan tata kelola SBSN. "Bapak dan ibu sebagai pengelola tentu akan merasa bangga kalau nanti sudah tidak lagi diberikan amanah ini, bisa meninggalkan bangunan yang bagus di mana Bapak dan ibu mempunyai andil didalamnya," kata Kamar.
Safriansyah Kepala Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan mengatakan sampai dengan akhir tahun 2018, Kementerian Agama telah membangun 159 Gedung PTKIN dari dana SBSN. Pada tahun 2015 ada 23 gedung dengan total anggaran 280 Miliar untuk 7 PTKIN. Tahun anggaran 2016 ada 51 gedung dengan anggaran sebesar 895 Miliar untuk 25 PTKIN. SBSN Tahun 2017 berdiri 50 gedung, dengan anggaran Rp. 1.051 Miliar di 32 PTKIN. Sedangkan pada tahun 2018 total anggarannya Rp. 1.304 miliyar, diberikan kepada 34 PTKIN dan akan menghasilkan 45 gedung.
Kamarudin juga menyinggung tentang prioritas untuk menangani gedung mangkrak yang hampir ada di semua kementerian/lembaga sperti gedung sekolah dan perguruan tinggi. Kementerian Agama diharuskan untuk mengurangi 900 Miliar anggarannya lalu dialokasikan 1,1 trilyun untuk mengatasi gedung mangkrak, tetapi nanti secara operasional dibangun oleh Kementerian PUPR.
Kegiatan Rapat Persiapan dan Optimalisasi Program SBSN PTKIN Tahun 2018 dilaksanakan pada tanggal 3-5 Oktober 2018 dan diikuti oleh 150 orang terdiri dari Rektor/Ketua PTKIN, Wakil Rektor/Ketua II, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pelaksana Teknis SBSN pada PTKIN. Sementara dari Ditjen Pendis hadir Nur Yasin Kasi Sarpras PTKIN, Otisia Arininidiyah Kasi Sarpras PTKIN dan Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan. (RB/dod)
Bagikan: