Jakarta (Pendis) - Grup Nasyid Khazanah dari MAN 1 Palembang berhasil menjuarai program Syiar Anak Negeri Tahun 2019 yang diselenggarakan atas kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) dengan Metro TV.
Grup Nasyid Khazanah ini berhasil mengungguli Elnida Voice asal MAS YPP Jamanis dan Li Maa asal MAN 2 Kudus, pada grand final yang dihelat di grand studio Metro TV, Sabtu (25/05).
Khazanah berhasil memukau penonton dan dewan juri yang terdiri dari perwakilan Kemenag (Kamaruddin Amin), perwakilan MUI (Kholil Nafis), vokalis Justice voice (Faris), dan penyanyi (Iyet Bustami).
Sebagai juara, Khazanah mendapatkan hadiah berupa uang sejumlah Rp 100 juta, beasiswa pendidikan, dan umroh. Sementara Elnida yang menjadi juara dua mendapatkan hadiah sebesar 75 juta dan beasiswa pendidikan. Sedang Li Maa mendapatkan hadiah 50 juta dan beasiswa pendidikan.
Bagi anggota grup Nasyid Khazanah, berkesempatan tampil dalam ajang nasional seperti itu memberikan mereka pengalaman baru. "Kami tidak hanya tentang teknik nasyid, tetapi juga tentang koreografi yang baru dan belum pernah kami ketahui sebelumnya," Hendra Setiawan, salah satu personil Khazanah.
Selain itu keberuntungan juga mereka dapatkan dari mentor yang berlevel nasional, untuk materi dakwah mereka dimentori oleh tim dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, dan untuk aransemen lagu mereka dimentori oleh tim dari Asosiasi Nasyid Nusantara (ANN).
Syiar Anak Negeri merupakan ajang pencarian bakat yang diadakan setiap bulan suci Ramadan. Ajang ini dirancang untuk mencari bakat dari anak-anak madrasah dalam olah vokal dan berdakwah.
Program Syiar Anak Negeri 2019 itu dilaksanakan mulai tanggal 4 Mei hingga 25 Mei, diawali dengan proses karantina peserta dari seluruh nusantara. Peserta yang masuk karantina merupakan peserta hasil seleksi dari 6 kota besar yang dilaksanakan di Kampus UIN di masing-masing kotanya. Diantaranya UIN Walisongo Semarang, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Alauddin Makassar, UIN Antasari Banjarmasin dan UIN Sumatera Utara. (maryani/dod)
Bagikan: