Bogor, (PENDIS) - Waktu dan informasi merupakan sumber daya yang tidak berwujud yang apabila kita menguasainya dan mampu memaksimalkan potensi yang ada maka dipastikan akan layak mendapatkan kemenangan, mengelola sumber daya waktu dan informasi merupakan tantangan maka apabila kita mampu mengatasinya maka akan tercipta kultur budaya organisasi yang baru.
Kepala Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Ditjen Pendidikan Islam Ahmad Zayadi mengatakan itu, senin (18/4) di Bogor dalam pembukaan kegiatan Peningkatan Mutu Pengelola Website. Menurut Zayadi penguatan teknologi informasi akan memudahkan semuanya karena itu adalah instrumen yang akan menghantarkan ke suatu tujuan. "Intinya good governance, reformasi birokrasi dan budaya transparansi harus mampu memanfaatkan semua sumber daya waktu dan informasi yang ada,"tutur Zayadi.
Undang-undang No 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik mewajibkan kepada birokrasi apapun untuk memberikan akses kepada publik tentang informasi. "Jadi dengan adanya keterbukaan seperti itu kegiatan ini nuansanya bukan hanya rutinitas tapi menjadi semangat awal pada setiap level kegiatan,"pintanya.
Zayadi melanjutkan, website merupakan cara kita untuk mempromosikan sekaligus pencitraan publik atas lembaga kita. Gunanya adalah untuk membangun kepercayaan publik dengan membahasakan keunggulan yang ada.
"Dibutuhkan komitmen yang tinggi berupa partisipasi aktif, motivasi yang kuat dan positive thinking dalam mengelola website,"ujarnya. Diakhir pembicaraannya Zayadi mengharapkan Ditjen Pendidikan Islam harus bisa mensinergikan keberadaan website yang ada dan pada tingkat tertentu merumuskan koordinasi keberadaan website agar bisa berkompetisi dengan media yang lain.
Evaluasi
Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Kementerian Agama Syihabuddin Latief mengatakan kemenag sejak awal menyadari arti pentingnya teknologi informasi dan komunikasi dan senantiasa akan terus memperbaiki manajemen komunikasi dan pelayanan publik baik internal maupun eksternal.
Menurut Syihabuddin masih banyak permasalahan yang harus segera diatasi diantaranya masih adanya unit kerja yang memiliki website sendiri, pengelolaan data secara terpisah, belum tersusunnya perencanaan strategis sistem informasi, dan lemahnya koordinasi serta sumber daya manusia.
"Misalnya tentang data, bukannya berarti tiada data tapi justru tersebarnya data di unit-unit organisasi yang beragam sehingga memakan waktu lama untuk mengkompilasi hasilnya,"ujarnya.
"Kedepan akan dirumuskan penyusunan strategis sistem informasi berupa standarisasi pertukaran data, pembenahan infrastruktur, penyempurnaan aplikasi dan terintegrasinya sistem informasi pusat dan daerah,"harapnya.
(acm)Bagikan: