Atas prestasinya, Adzan mendapat apresiasi dari Kementerian Agama. Apresiasi tersebut diberikan Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani, berupa uang pembinaan sebesar Rp10juta, ipad penunjang pembelajaran, dan juga piagam penghargaan.
Muhammad Ali Ramdhani, mengaku bangga dengan prestasi yang dicapai remaja asal Bima, Nusa Tenggara Barat. Adzan merupakan siswa madrasah pertama yang berhasil menembus seleksi hingga menjadi tim inti pengibar bendera pusaka pada upacara resmi peringatan kemerdekaan di Istana presiden.
“Hal ini meningkatkan optimisme kami untuk membina anak-anak madrasah dalam segala bidang,” katanya saat menerima Adzan di kantor Kemenag, Jakarta, Selasa (18/08).
"Kita melihat Adzan ini menjadi model yang tepat sesuai tagline kita Madrasah Hebat Bermartabat. Paskibraka, elektronika, dan robotika merupakan pilihan-pilihan yang didorong oleh Kemenag agar siswa madrasah dapat menyalurkan prestasinya, selain dalam bidang pelajaran,” tambahnya.
Adzan pun berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepadanya. "Saya akan menggunakan ipad untuk kelengkapan belajar, kalau uangnya akan saya berikan kepada orang tua karena saya belum pintar memegang uang,” kata putra kedua pasangan Muhammad Daud dan Vivililiana ini.
Perjalanan Adzan diawali dari seleksi tingkat Kab/Kota. Dia harus berkompetisi dengan 400 pendaftar, hingga bisa melaju ke jenjang seleksi yang lebih tinggi. Sebelum terpilih sebagai pengibar bendera utama tahun 2020 ini, ia dipilih dari 68 peserta di tingkat pusat.
Adzan mengaku ingin melanjutkan ke Akademi Kepolisian setelah lulus MAN Kota Bima.
Humas
Bagikan: