Bali (Pendis) --- Sesuatu hal yang paling statis di masa depan adalah dinamika, suatu hal yang tetap adalah perubahan dan sesuatu yang pasti adalah ketidakpastian.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani saat memberikan arahan dalam Workshop Pembinaan Guru Madrasah bertajuk Menyongsong Pembelajaran Millenial di Jembrana Bali, Rabu (05/12).
Dikatakan Dirjen, ketika bicara masa depan, tugas kita selanjutnya adalah bagaimana kita mampu menyelami mempersiapkan anak didik agar kemudian mampu berkiprah di masa depan.
“Kita ingin menghadirkan mereka sebagai anak zaman, menjadi anak dari sebuah dinamika zaman, mereka yang beribukan waktu, berayahkan zaman, mampu menari bersama zaman untuk menarikan zaman,” ungkap Dirjen.
Selanjutnya, guru besar UIN Bandung yang akrab disapa Dhani ini berharap guru dan tenaga kependidikan di madrasah mampu menjadi agent of change. Karena guru mendapat tempat yang luar biasa di masyarakat kita.
“Guru memperoleh strata yang istimewa di masyarakat kita, setiap ucapan dipandang masyarakat sebagai ilmu, dan setiap apa yang dilakukan adalah teladan,” tambah Dhani.
Dhani melanjutkan, dengan menjadi Agent of Change kita bertugas memperkokoh ruang ruang yang sangat esensial pada diri manusia khususnya peserta didik kita sehingga mereka menyadari bahwa mereka memasuki dinamika pembelajaran.
“Hal yang paling esensial dan menjadi sebuah eksistensi pada manusia terletak pada akalnya, yakni kemampuan dia berpikir. Dan dinamika pembelajaran hari ini menjelma menjadi warna dan corak kehidupan, karena hari ini terjadi perubahan pergeseran peradaban dari abad perindustrian sekarang masuk abad pengetahuan.” tandas Dhani.
Mengenai pergeseran peradaban, Dirjen Pendis memaparkan pentingnya memiliki sumber daya manusia yang memadai saat ini, dulu sesuatu yang dijual adalah sesuatu yang tangible (nampak) dan pada hari ini kehidupan sesorang kerapkali dikukur berdasarkan ukuran ukuran yang intangible (tidak nampak).
Dia mengatakan, pihaknya ingin menghadirkan madrasah tampil sebagai salah proses pembudayaan pembelajaran. “Pergeseran dari hal hal yang nyata menjadi sesuatu yang tidak nyata khususnya dalam ilmu, maka keunggulan dari sumber daya manusia terletak pada hal yang ia miliki yaitu ilmu, dan ketika bicara tentang ilmu maka proses pembelajaran itu menjadi proses yang elementer,” ujarnya.
Pada akhir sambutan, Dirjen memberikan apresiasi pada Kepala Bidang Pendidikan Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Bali atas prestasi yang telah diperoleh madrasah dalam kurun waktu terakhir.
“Madrasah adalah tempat pilihan dari anak bangsa untuk meningkatkan keagamaan pada satu sisi, dan di sisi lain juga kapasitas keilmuan yang mudah mudahan bermanfaat bagi dinamika kehidupan duniawi,” tutup Dirjen.
(WE/My)
Bagikan: