Bogor (Pendis) - Pondok Pesantren harus terus memainkan fungsi untuk menjadi penjaga keberimanan ummat. Caranya adalah dengan menjadikan tafaqquh fiddin sebagai core bisnisnya. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin saat membuka Kegiatan Penyusunan Regulasi Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Rabu (09/09/15).
"Semua kebijakan dan program Direktorat PD-Pontren harus diarahkan untuk mengembangkan tafaqquh fiddin di Pondok Pesantren," terangnya.
Kamaruddin meminta keseriusan Direktorat dalam mengembangkan tafaqquh fiddin karena hanya dengan pengembangan tafaqquh fiddin inilah akan lahir ulama yang alim dan dibutuhkan masyarakat.
"Apapun yang dikembangkan pesantren, ujungnya harus mengarah pada tafaqquh fiddin," tambahnya.
Karenanya, pria yang juga Guru Besar UIN Makassar ini meminta agar Direktorat PD-Pontren terus melakukan afirmasi untuk pesantren yang fokus pada pengembangan agama ini.
"Perlu dirancang afirmasi yang harus dilakukan Direktorat untuk pengembangan tafaqquh fiddin di pesantren, sehingga tafaqquh fiddin bisa menjadi mainstream dan primadona bagi anak-anak muda yang ingin belajar agama," terangnya.
Alumnus Bonn University Jerman ini meminta agar pesantren fokus pada ilmu-ilmu tradisional saja. "Sekarang ini telah terjadi pergeseran orientasi santri. Generasi sekarang semangat belajar agama tak seperti generasi sebelumnya. Maka penting Direktorat fokus pada pengembangan kurikulum yang mampu mencetak ulama," tegasnya.
"Bolehlah direktorat sedikit membuat kegiatan seremonial seperti POSPENAS (Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Nasional) atau PPSN (Perkemahan Pramuka Santri Nusantara), tapi jangan sering-sering. Direktorat harus fokus pada pengembangan ilmu agama, dan itu bisa dengan mempersering MQK (Musabaqah Qiroatil Kutub)," pungkasnya.
(beta/dod)
Bagikan: