Bandung (Pendis) - Tahun 2019 mendatang Kementerian Agama melalui sejumlah Universitas Islam Negeri (UIN) akan memberikan beasiswa kepada mahasiswa asing yang tertarik belajar studi Islam di Indonesia. Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof Dr. Phil, Kamaruddin Amin, MA pada acara The 2nd Islamic Higher Education Professors (IHEP) Summit, di Hotel Holiday Inn, Bandung, Jum`at (07/11).
Dalam skema full coverage, mahasiswa asing yang berminat dan diterima dalam program ini akan ditempatkan di sejumlah perguruan tinggi negeri di lingkup Kementerian Agama. "Ini adalah salah satu upaya kami menyebarkan ilmu keislaman ke seluruh dunia," katanya. Melalui program ini, mahasiswa berbagai negara bisa belajar di Perguruan Tinggi Islam Negeri yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, salah satunya UIN Jakarta.
Namun Kamaruddin belum memberikan kepastian tentang jumlah mahasiswa asing yang akan diberi kesempatan menerima program ini di tahun 2019. Ia meminta UIN Jakarta menjadi pilot project program ini dan akan diperluas ke UIN-UIN yang lain di seluruh Indonesia. Kementerian Agama memiliki agenda mengundang 2.000 mahasiswa asing untuk belajar di Indonesia secara bertahap dalam waktu beberapa tahun berjalan.
Dikatakan Kamaruddin, sebenarnya program ini telah mulai diujicoba tahun 2018 ini dalam jumlah yang belum begitu signifikan, namun akan diperluas sebaran serta volumenya di tahun mendatang. "Salah satunya adalah UIN Jakarta yang telah menjadi tujuan mahasiswa asing menimba ilmu studi Islam, namun masih bersifat swadaya. Diantaranya adalah mahasiswa asal Turki, Philipina, Thailand, dan Jepang," jelasnya.
Kamaruddin Amin menambahkan, penerimaan mahasiswa asing dari berbagai negara memiliki dampak positif secara bagi dunia pendidikan Islam dan kemanusiaan secara umum. Tahun ini mahasiswa Afganistan merupakan pengisi terbanyak program ini, sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi moderasi Islam di negara yang sering dilanda konflik, seperti Afganistan.
Datangnya mahasiswa internasional ke Indonesia, menurut Kamarudin, merupakan kepercayaan sekaligus pengakuan global atas kapasitas akademik yang dimiliki Universitas Islam Negeri di Indonesia. Semua itu harus dibayar dengan metode dan materi pembelajaran yang berkualitas.
"Internasionalisasi UIN juga menjadi momentum pendidikan tinggi Islam Indonesia menyebarkan ide dan praktik keislaman yang moderat sebagai aspek penting kehidupan kemanusiaan yang lebih baik," ungkap Kamaruddin. (maryani/dod)
Bagikan: