Pendis - "Tingkat kelulusan ujian nasional (UN) Madrasah Aliyah (MA) Negeri dan Swasta mencapai 99,50% dari sekitar 300.122 peserta UN tahun ini," ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof Dr H Nur Syam.
Angka kelulusan Ujian Nasional tahun ajaran 201-2012 tingkat Madrasah Aliyah lebih menggembirakan ketimbang tahun lalu yang hanya mencapai 99,24%. Capaian tersebut sudah sejajar dengan tingkat kelulusan sekola umum atau SMA yang tingkat kelulusannya mencapai 99,50%. "Ini hasil yang cukup menggembirakan, sebab kelulusan Ujian Nasional Madrasah Aliyah tahun ini tidak kalah dengan sekolah umum seperti SMA," ungkap Nur Syam dalam keterangan pers di Kantor Kemenag , Jumat (25/5).
Menurut Dirjen Pendidikan Islam, jika menggunakan hasil UN sebagai ukuran tingkat kualitas pendidikan, kualitas MA yang selama ini dianggap nomor dua kini sudah seimbang dengan kualitas SMA. Bahkan, bila dilihat dari hasil UN berdasarkan program studi, MA mampu mengimbangi SMA. Nur Syam mengatakan, angka kelulusan program studi IPS MA 96,11%, sementara SMA 95,53%. Khusus program studi bahasa persentasenya MA 93,56% sementara SMA 82,89%. Bidang studi IPA SMA 98,61% dan MA 97,85%, lalu program studi Agama MA mencapai 93,09%.
Meski hasil UN MA tahun ini cukup menggembirakan, Nur Syam mengaku prihatin karena di sisi lain masih terdapat sejumlah madrasah yang belum bisa dikatakan berkualitas. Kondisi tersebut terlihat dari tingkat kelulusan sebagian madrasah yang terbilang rendah. Nur Syam pun menyebutkan, peserta UN MA yang tidak lulus tahun ini mencapai 1.491 siswa dari 6.284 madrasah negeri dan swasta. "Kami masih prihatin ada beberapa madrasah yang tingkat kelulusan siswanya rendah," ucapnya.
Dengan adanya siswa madrasah yang tidak lulus, kata Nur Syam, tidak bisa sepenuhnya dapat dikatakan sebagai bagian dari kesalahan pihak madrasah. Namun, perlu dilihat terlebih dulu kondisi realitas di lapangan. Apalagi sebagian besar madrasah yang siswanya tidak lulus terdapat di luar Jawa seperti Sulawesi Tenggara dan Sumatera Utara. "Artinya, siswa tidak lulus bisa disebabkan oleh rendahnya tingkat kualifikasi tenaga pengajar serta minimnya fasilitas atau sarana penunjang belajar," tandasnya.
Kemenag terutama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam berjanji akan melihat secara langsung faktor penyebab siswa yang tidak lulus, sehingga bisa diketahui penyebab yang sebenarnya. Jika disebabkan rendahnya tingkat kualifikasi tenaga pengajar serta minimnya fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar, Nur Syam berjanji akan melakukan peningkatan kualitas guru serta melakukan upaya pembinaan dan monitoring terhadap madrasah tersebut. Bahkan, pihaknya akan menjadikan madrasah tersebut sebagai sasaran untuk pembinaan.
Sebelumnya, Direktur Pendidikan Madrasah Kemenag Dedi Djubaedi mengatakan, pada UN tahun lalu angka kelulusan siswa madrasah mencapai 94%. Sementara tahun ini pihaknya menargetkan angka kelulusan siswa madrasah di atas pencapaian tahun lalu yaitu sekitar 99%. Dia meyakini dengan berbagai upaya peningkatan kualitas yang dilakukan target tersebut bisa tercapai. "Saya yakin dengan pelayanan yang lebih baik kita mampu mencapai target angka kelulusan melebihi tahun lalu," ungkap Dedi.
Menurutnya, sejumlah elemen penting menjadi prasyarat untuk meningkatkan angka kelulusan siswa madrasah tahun ini di antaranya pemberian pelayanan yang baik, motivasi yang tinggi, kepala madrasah yang bertanggung jawab, serta semangat tinggi para guru untuk mengantarkan anak didiknya dengan baik. Jika sejumlah komponen tersebut dipenuhi, Dedi optimistis angka kelulusan bisa mencapai target. "Motivasi tinggi kepala sekolah dan guru, serta pelayanan yang memadai sangat menentukan," imbuhnya.
(berbagai sumber/ra)Bagikan: