Pontianak (Pendis) emi mewujudkan Ensiklopedi Borneo, kegiatan Ngopi Borneo dibuka dengan materi “Berandep” dan “Bejopai”, Jumat (9/4) di Rumah Jurnal LP2M IAIN Pontianak. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum. Dengan menghadirkan dua narasumber kompeten yakni Dr. Yusriadi, MA dan Dr. Zaenuddin, MA. Dalam kesempatan ini dihadiri pula oleh Ketua LP2M, Sukardi dan Kepala Perpustakaan IAIN Pontianak, Slamet Widodo, M.IP.
Salah satu narasumber, Dr. Yusriadi, MA mengungkapkan jika berandep merupakan tradisi gotong royong pada masyarakat Melayu (Bugis) di bagian pesisir Barat-Selatan Kalimantan Barat. Persebarannya mulai dari wilayah Kubu (Yusriadi, 2018) hingga Ketapang (Nurhayati, D dan Wahab, 2019). Sedangkan di wilayah pantai barat di Sekitar Kakap hingga ke utara Pontianak di sekitar Mempawah, untuk gotong royong dikenal istilah keleleng, asal katanya sama dengan keliling.
Sementara itu di wilayah pantai selatan, terutama di Kalimantan Tengah, dikenal istilah handep untuk maksud yang sama, gotong royong. Beberapa tulisan mengaitkan dengan tradisi Dayak Ngaju. (Husni, 2020).
“Tentu merupakan sesuatu yang menarik melihat kesinambungan handep dan berandep,” terangnya.
Menurutnya, berandep dalam masyarakat Melayu memiliki bentuk berandep, yang dibentuk dari proses morfofonologi be{r}+(h)andep. Bunyi r adalah bunyi tambahan yang muncul dari sela bunyi e dan {-a}
Bunyi (h) tidak muncul dalam bahasa Melayu. Banyak contoh memperlihatkan kehilangan bunyi itu pada posisi awal. Misalnya: Haji- aji, Hijau – ijau, Hulu – ulu.
Ia menambahkan, berandep pada masyarakat Melayu pada mulainya berkaitan dengan kegiatan mengerjakan ladang. Kegiatan di ladang itu antara lain: menanam (nandur) dan panen (ngetam). Sedangkan kegiatan membersihkan ladang secara khususnya tidak dikerjakan secara berandep, karena dianggap pekerjaan ringan dan tidak mendesak untuk segera diselesaikan. Rumput biasanya tumbuh terbatas atau tidak banyak - tinggi. Kegiatan membersihkan ladang dilaksanakan secara sendiri oleh anggota keluarga pemilik ladang, dan atau dibersihkan secara serentak pada saat nandur.
Bagikan: