Jakarta (Pendis) - Sebanyak 593 calon guru dan pembina asrama pada 36 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Unggulan binaan Kementerian Agama mengikuti tes moderasi beragama. Yang dimaksud MAN Unggulan adalah MAN Insan Cendekia, MAN Program Keagamaan dan MA Kejuruan Negeri. Seleksi melalu tes moderasi beragama ini bertujuan untuk mendeteksi cara pandang, cara pikir dan sikap moderat para calon guru.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Ditjen Pendidikan Islam, Muhammad Zan menyampaikan para peserta didik di MAN Unggulan adalah putra putri terbaik bangsa. Menurutnya, posisi penting yang diduduki para calon GTK MAN Unggulan berpotensi menduduki posisi penting baik di masyarakat maupun pemerintah.
"Maka, kita perlu mempersiapkan para pendidik yang membekali dengan ideologi dan pemahaman keagamaan dan kebangsaan yang benar," ujar Zain di Jakarta, Rabu (21/06/2023).
"Mereka terseleksi secara ketat dengan menyisihkan 10 s.d. 50 calon siswa lainnya," sambungnya.
Zain menuturkan, keberadaan madrasah unggulan adalah gagasan dan kebijakan para menteri agama sebelumnya. Seperti halnya keberadaan MAN Program khusus Keagamaan yang memproyeksikan lulusanya sebagai ulama yang intelek.
Penuturan Zain bukan lah tanpa data. Sebagai contoh, bahwa jumlah pendaftar pada MAN Insan Cendekia Pekalongan di tahun ajaran 2023/2024 lebih dari 6000 calon siswa. Sedangkan siswa yang diterima hanya 118 orang. Hal yang tidak jauh berbeda adalah pendaftar pada MAN Program Keagamaan. Sebagai contoh bahwa jumlah pendaftar pada MAN PK Surakarta mencapai 1200an calon siswa, sedangkan yang diterima hanya 48 siswa.
Harapannya, Kementerian Agama akan mendapatkan GTK yang berkualitas, dan memiliki kompetensi literasi dan numerasi yang baik sehingga para siswa siap menyongsong terwujudnya Indonesia Emas 2045.
"Awal tahun ajaran 2023/2024 ini, diharapkan mereka sudah dapat menjadi bagian dari MAN Unggulan yang mengabdi untuk pendidikan Islam," harap Zain.
Signifikansi tes wawancara tahap ini juga diamini oleh Anis Masykhur, Kepala Subdit Bina GTK MA/MAK selaku leading sector pembinaan guru jenjang MA. Ia menegaskan guru adalah pelaksana program pemerintah di bidang pendidikan.
"Maka, guru harus mampu memosisikan sebagai bagian dari negara yang memiliki kesamaan semangat dalam mengajarkan agama yang menjaga atau menguatkan komitmen kebangsaan yang cinta NKRI," tegasnya.
Menurut Anis, yang juga Ketua Pokja Implementasi Moderasi Beragama Ditjen Pendidikan Islam, tidak cukup jika guru pintar saja. Guru mendapatkan tugas untuk membekali para peserta didik dengan kompetensi yang tidak bertentangan dengan esensi dan spirit ajaran agama.
Sebagaimana diketahui bahwa penguatan moderasi beragama adalah salah satu dari tujuh program prioritas Kementerian Agama. Tes wawasan moderasi beragama merupakan tahapan terakhir dari keseluruhan tes untuk menyeleksi para Guru pada MAN Unggulan ini. Yang mengikuti tahapan ini adalah sebanyak 593 orang dari 1247 yang dinyatakan lolos seleksi tes CBT pada tiga pekan lalu, dengan kuota yang tersedia sebanyak 342 lowongan.
Bagikan: