Jakarta (Pendis) --- Di era Pandemi Covid 19, seorang guru diharapkan dapat mengembangkan diri menjadi seorang fasilitator, karena memang sejatinya guru atau tenaga pendidik adalah fasilitator, yaitu mereka yang ditugasi untuk melakukan fasilitasi (memfasilitasi) dalam proses pembelajaran.
Hal ini dipaparkan Praktisi Pendidikan, Bernadette Wresni Asih, saat memberikan materi tentang Strategi Efektif Dalam Pelatihan Guru RA/ PAUD: Menjadi Fasilitator yang Handal, dalam Pelatihan Pengembangan Kapasitas Guru RA yang digelar secara daring oleh Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, Rabu (07/10).
Diterangkan Wresni Asih, dalam menjalankan tugas menjadi fasilitator, ada beberapa persyaratan yang perlu diingat yaitu: menguasai materi yang akan disampaikan, mampu berkomunikasi dengan efektif, mampu membuat design pelatihana dengan baik, mengenal audiencenya dengan baik, menguasai teknologi yang digunakan dalam pelatihan dan berlatih dengan tekun.
“Terdapat dua faktor yang memperngaruhi keberhasilan suatu fasilitator yaitu pertama sikap dan perilaku fasilitator yang diantaranya etika dan moral, disiplin, kepemimpinan, integritas dan Kerjasama,” ujar Wresni Asih.
Kedua, lanjut Wresni Asih, adalah kemampuan akademik fasilitator, meliputi penguasaan substansi materi yang dipilihnya, mampu berkomunikasi dengan efektif dan menguasai strategi penyampaian materi. “Dengan persyaratan dan faktor keberhasilan, diharapkan seorang tenaga pendidik dapat mengembangkan diri menjadi seorang fasilitator yang handal,” terangnya.
Selain itu, tambah Wresni Asih, salah satu factor keberhasilan seorang fasilitator yaitu komunikasi. Komunikasi sendiri dapat diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media dan cara penyampaian yang tepat sehingga informasi dapat dipahami oleh kedua pihak serta saling memiliki kesamaan arti.
“Komunikasi dinyatakan berhasil jika terpenuhinya semua unsur komunikasi dan sasaran dalam berkomunikasi dan ada feedback dari lawan bicara kita atau respon,” sambungnya.
Dikahir paparan, Wresni Asih menekankan bahwa guru RA bisa menjadi fasilitator yang handal asalkan mau berlatih dan terus mempraktekan menjadi fasilator di setiap kesempatan. “Guru RA juga perlu terus belajar menambah ilmu dan mempraktikan semua hasil belajarnya sehingga bisa menguasai materi tersebut dengan baik,” pungkasnya.
Kasubdit Bina GTK RA, Siti Sakdiyah, menuturkan, bahwa disaat pandemi, dalam mentransfer pengetahuan baik ke peserta didik atau teman sejawat melalui media daring di tuntut kreativitas yang baik supaya bisa diterima dengan baik dan tidak membosankan.
“Guru RA yang notabene memiliki kekhasan dalam membersamai anak-anak usia dini yang terkadang moody menjadi satu peluang untuk menjadi fasilitator handal bagaimana menguasai dan menarik perhatian audien saat memberikan materi,” ujar Sakdiyah.
(Ruri/My)
Bagikan: