Jakarta (Kemenag) --- Kementerian Agama RI tengah mematangkan persiapan penyelenggaraan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2025 yang akan hadir dengan wajah baru. Tidak hanya dari sisi tema dan subtema, tetapi juga dari aspek desain, platform digital, hingga arah substansi yang lebih responsif terhadap isu-isu strategis global seperti ekologi dan teknologi.
Dirjen Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menekankan pentingnya pembaruan tema konferensi agar tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga sejalan dengan arah pembangunan nasional.
“Kita butuh tema yang menyentuh kepentingan strategis bangsa dan sekaligus menarik perhatian global. Jangan sampai AICIS hanya menjadi pengulangan dari tahun ke tahun,” ujar Dirjen Pendis.
Tema-tema seperti lingkungan hidup, teknologi, hilirisasi, dan ketahanan pangan dianggap relevan dan mampu menunjukkan posisi pemikiran Islam dalam menjawab tantangan zaman.
“Kita ingin UIII tampil dengan wajah baru yang lebih segar dan berani. UIII harus punya karakter kuat dan tidak bisa hanya menjadi pelengkap dari AICIS,” ujar Suyitno.
Menindaklanjuti arahan Menteri Agama dan dinamika global, AICIS 2025 akan mengangkat isu-isu strategis terkait ekologi dan teknologi sebagai tema sentral.
“Perguruan tinggi keagamaan Islam, khususnya yang berbasis sains dan teknologi seperti UIN, harus memainkan peran sentral dalam diskursus ini,” ujar SC AICIS 2025 tersebut.
Subtema yang diusulkan antara lain mencakup kesehatan masyarakat, etika kecerdasan buatan (AI), ekonomi berkelanjutan, dan integrasi sains dengan nilai-nilai Islam.
Untuk memperkaya konten dan meningkatkan keterlibatan publik, AICIS 2025 akan menyajikan bazar UMKM serta pameran jurnal ilmiah. Rencananya, pimpinan redaksi jurnal terindeks nasional dan internasional (Sinta 1, Sinta 2, dan Scopus) akan hadir untuk melakukan seleksi karya peserta.
AICIS 2025 menargetkan partisipasi aktif pembicara dan peserta internasional untuk memperkuat posisi konferensi sebagai ruang ilmiah yang inklusif dan berstandar global. Serta diharapkan menjadi forum kolaboratif dan visioner, yang menghadirkan solusi akademik atas isu-isu kemanusiaan dan lingkungan hidup dari perspektif Islam.
Bagikan: