Solo (Pendis) - Kementerian Agama RI melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam terus berupaya memberikan penguatan bagi guru pendamping khusus inklusi di Madrasah.
Kasubdit Bina GTK Raudlatul Athfal (RA), Irhas Sobirin mengungkapkan kegiatan ini bertujuan agar semua guru pendamping inklusi di Madrasah mendapatkan penguatan, berbagi pengalaman guru-guru di madradah terkait layanan terhadap anak didik yang berkebutuhan.
"Saya sangat senang atas terlaksananya kegiatan ini karena ini memang salah satu program kementarian agama terkait dengan Pendidikan Inklusi di madrasah," tutur Irhas di Solo, Jum'at (07/07/2023).
Menurutnya, penguatan ini terus dilakukan untuk meningkatakan kualitas dan pengalaman, kususnya bagi guru-guru pendamping khusus inklusi, yang saat ini sedang mengikuti pelatihan.
Irhas berharap guru Madrasah mampu dan siap mendedikasikan dirinya untuk merawat dan mendidik anak Inklusi atau anak berkebutuhan khusus (ABK) agar terpenuhi pendidikanya dengan baik. "Guru Inklusi harus seperti dokter, harus ahli psikologi/jiwa dalam menangani tumbuh kembang anak berkebutuan khusus," pesannya.
Guru lebih penting dibanding metode apapun, "at-thariqah ahammu mina-l-maddah, wa al-mudarris ahammu mina-t-thariqah, wa ruhu-l-mudarris ahammu mina-l-mudarris nafsihi", metode memang penting, namun gurunya lebih penting daripada metode sendiri, (al-mudarris nafsuhu).
Hadir sebagai narasumber, Ketua Forum Pendidikan Madrasah Inklusi (FPMI), Supriyono bersama para pendidik berkomitmen mendidik, peduli dan akan melakukan hal-hal besar dalam menjalankan pendidikan inklusi.
Beliau berharap kegiatan guru pendamping khusus inklusi ini, dapat membuka wawasan, pandangan dan menerima perbedaan. tentulah tidak mudah, tetapi mindset dan paradigma rasa peduli tentu akan menjadi semangat, bara api dalam perjuangan mendidik anak-anak inklusi di madrasah.
Supriyono mengajak kepada para guru untuk memulai dari hal kecil. Menurutnya, setiap tugas dalam mendidik adalah tugas pilihan Tuhan. "Jadi, hadapi tugas-tugas pilihan ini dengan tekun, kesabaran, dan dedikasi," harapnya.
“Mendidik anak-anak berkebutuhan khusus ataupun anak-anak reguler dengan hati, peduli dan penuh komitmen mencerminkan kemampuan kita dalam menghadapi hal-hal yang lebih besar," sambungnya.
Kegiatan ini dihadiri 40 peserta perwakilan Guru Pendamping Khusus (GPK) Inklusi di Madrasah. Herman
Tags:
inklusifBagikan: