Semarang (Pendis) --- Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI melakukan review dan uji keterbacaan modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Direktur GTK Madrasah, Muhammad Zain menuturkan, literasi dan sains merupakan dua hal yang sangat penting untuk dikuasai. “Dua hal yang harus dikuasai dan dimiliki oleh umat Islam jika ingin maju yakni sains dan teknologi,” jelasnya, di Semarang, Kamis (02/09/2021).
Menurut Zain, review dan uji keterbacaan dilakukan untuk memastikan bahwa teori dan buku yang dijadikan referensi dalam penyusunan modul harus berbasis riset dan keilmuan terkini. Modul yang disusun harus betul-betul bisa memantik curiosity (keingintahuan anak didik) kita agar mereka mencintai sains.
Dikatakan Zain, bahwa anak didik kita harus menguasai sains sebagai kunci peradaban. “Sebab, sejarah renaissance Islam menunjukkan bahwa ketika peradaban dan sains ini dikuasai oleh orang Islam, maka dunia maju dan aman". Demikian catatan Salim T. Al-Hassani dalam bukunya: 1001 Inventions: the Enduring Legacy of Muslim Civilization, 2012, terang Zain.
“Saya berharap angka keterbacaan modul ini tinggi, sehingga peserta didik dapat memahami setiap bab yang akan disajikan,” sambungnya.
Zain mengajak seluruh peserta yang hadir merivew modul yang telah disusun agar dapat menjadi jawaban dari tantangan guru madrasah terutama tantangan di masa pandemi seperti sekarang ini.
Diakhir penyampaiannya, Zain berpesan kepada seluruh peserta agar terus bersinergi, karena melalui sinergi dan kolaborasi positif, maka seluruh pekerjaan akan mudah tercapai dan terselesaikan dengan baik.
Kasubdit Bina GTK RA, Siti Sakdiyah memaparkan, reviu dan uji keterbacaan modul PKB Madrasah dilakukan oleh tim penyusun modul sains dan literasi, yang melibatkan para pakar pendidikan, konsultan, pengawas, dosen, serta guru-guru madrasah berprestasi, negeri dan swasta yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran.
Sakdiyah menjelaskan, penyusunan modul ini sebenarnya sudah berjalan lama namun terhalang pandemi, sehingga modul ini disusun dengan hanya dua kali pertemuan selebihnya melalui zoom meeting.
“Review dan uji keterbacaan modul PKB ini bertujuan untuk menguji apakah modul yang telah disusun dapat dipahami dan diaplikasikan oleh guru-guru yang tidak terlibat dalam penyusunan modul,” jelas Sakdiyah.
Sakdiyah berharap dalam empat hari ke depan modul yang telah disusun dapat disempurnakan sehingga bisa segera dipublikasikan kepada seluruh guru madrasah. (Yuyun)
Bagikan: