Jakarta (Pendis)— Program Trainer Moderasi dilingkungan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Unggulan dirasa sangat membuka cakrawala baru dalam mengimplementasikan sikap moderat di lingkungan pendidikan.
Kepala MAN Insan Cendekia (IC) Pekalongan Khoirul Anam mengaku, bahwa usai mengikuti Program Training of Trainer Moderasi Beragama dirinya mengakui bahwa banyak hal baru dan wajib diimplementasikan, terutama dalam sikap moderasi bagi pesera didik dan keluarga besar madrasah secara umum.
Dalam pandangannya, Anam melihat bahwa selama mengikuti ToT Modrasi yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) bersama Pusdiklat Kemenag ini hampir semua peserta yang terdiri dari 35 Kepala Madrasah MAN Unggulan merasa memiliki modal dan memperkuat sikap jati diri berbangsa dan beragama.
“Kita merasa cara pandang kita salah dari sebelumnya. Bahkan dapat cerita diatara peserta yang dahulunya memandang negatif terkait persepsi moderasi beragama, sekarang mereka merasa tercerahkan,” kata mantan Kepala MAN IC Paser Kalimantan Timur, Selasa (20/09/2022) melalui komunikasi online.
Bagi peserta, Anam menceritakan, bahwa peserta melihat bahwa ajaran agama Islam sangat moderat dan peserta sangat bisa menerima dari penjelasan para mentor saat memberi materi, “Kami semua bisa menerima secara logis, karena tidak jarang kita ini mendapatkan berita yang sepihak yang disertai dengan dalil cenderung kaku,” tukas Anam
Langkah selanjutnya, Anam dan para peserta lainnya akan melakukan langkah lebih lanjut dilingkungan madrasah yang mereka pimpin seperti yang telah mereka tulis dalam kanvas kerja saat pelatihan. Misal dalam hal komunikasi dan menjalin dengan para orangtua siswa, kepada para guru dan tenaga kependidikan akan dikonsep dalam kemasan yang mendukung dan menciptakan sikap moderat
“Ketika dengan komite, maka acara akan kita konsep dengan cara ‘ngopi’ tentang Modis. Lalu dengan guru bisa diadakan semacam family gathering dengan kemasan modis juga. Lalu, dalam kegiatan Siswa kita mengadakan semacam LDK, tapi kontennya tetap moderasi beragama,” tukasnya.
Sebelumnya, Direktur GTK Muhammad Zain menyampaikan bahwa ToT untuk Kepala MAN Unggulan sangat strategis karena mereka sedang membina putra-putra bangsa terbaik. Mereka diharapkan dapat memastikan anak didiknya memiliki resiliensi dan imunitas atas pengaruh ekstremisme berbasis agama.
Hal senada disampaikan Kasubdit Bina GTK MA/MAK Anis Masykhur yang menginisiasi kegiatan ini. "Menariknya selama ToT ini, peserta dibekali dengan strategi memperkuat diseminasi Moderasi Beragama, termasuk dukungan teorinya," jelas Anis.
Untuk diketahui, bahwa amanat KMA No. 93 Tahun 2022, bahwa ToT bertujuan mempersiapkan trainer yang kompeten dan memfasilitasi penguatan moderasi beragama. Lulusan ToT memiliki lisensi untuk memberika training moderasi beragama.
Bagikan: