Jakarta (Kemenag) – Komitmen untuk memberikan layanan pendidikan berkualitas bagi Peserta Didik Penyandang Disabilitas (PDPD) di madrasah terus diperkuat melalui program pelatihan pembelajaran inklusif. Hal ini menjadi salah satu agenda prioritas yang ditekankan oleh Bunda Inklusi, Helmi Halimatul Udhmah, dalam orasinya pada peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) beberapa pekan lalu.
Pada periode pertama pelatihan yang dilaksanakan pada 5–10 Desember 2024, tercatat sebanyak 17.381 guru dari berbagai madrasah di Indonesia telah berpartisipasi.
“Ini adalah langkah positif menuju tumbuhnya kesadaran inklusif di kalangan pendidik madrasah,” ujar M. Sidik Sisdiyanto, Direktur KSKK Madrasah, saat menerima laporan terkait tingginya partisipasi guru dalam pelatihan tersebut.
Saat ini, terdapat 1.070 madrasah inklusif yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama. Keberadaan madrasah inklusif ini memberikan harapan baru bagi keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk mengakses pendidikan berbasis agama.
“Madrasah harus mampu menjadi pilihan utama masyarakat dalam memberikan pendidikan agama kepada anak-anak mereka, termasuk bagi penyandang disabilitas di tingkat dasar,” tegas Sidik.
Anis Masykhur, Kepala Subdirektorat Pendidikan Vokasi dan Inklusi, menjelaskan bahwa Kementerian Agama terus memastikan kesiapan madrasah dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus. Untuk mendukung hal ini, Direktorat KSKK Madrasah bekerja sama dengan Pusdiklat BMBPSDM untuk menyelenggarakan pelatihan yang terintegrasi.
“Pelatihan pembelajaran inklusif telah dilaksanakan pada 5–10 Desember, sementara pelatihan pengelolaan madrasah inklusif akan diadakan pada 18–22 Desember 2024 melalui platform pintar.kemenag.go.id,” jelas Anis.
Hingga berita ini diturunkan, jumlah pendaftar pelatihan melalui platform PINTAR telah mencapai 3.441 orang, dan angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah.
Bagikan: