Depok (Kemenag) — Kabar menggembirakan datang dari dunia pesantren. Sembilan santri Pondok Pesantren Asa’adah, Kota Depok, berhasil menuntaskan hafalan 1.002 bait kitab Alfiyah Ibnu Malik, salah satu karya monumental dalam ilmu tata bahasa Arab (nahwu dan shorof).
Prestasi ini bukan hanya sekadar pencapaian akademik, tetapi juga buah dari ketekunan, keistiqamahan, dan semangat tinggi dalam menuntut ilmu, di tengah padatnya aktivitas para santri yang juga mengikuti pendidikan formal tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs).
“Kami sangat bersyukur dan bangga atas capaian para santri. Ini hasil dari pembinaan intensif para ustaz, doa yang terus-menerus, dan dukungan luar biasa dari orang tua,” ujar KH. Abdul Mujib, Pengasuh Pesantren Asa’adah.
KH. Mujib menegaskan bahwa menghafal Alfiyah tidak hanya melatih daya ingat, tetapi juga membentuk karakter ilmiah dan kedisiplinan. Para santri didorong tidak berhenti pada hafalan semata, tetapi juga mendalami makna dan mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan nyata.
Kitab Alfiyah Ibnu Malik merupakan salah satu teks klasik paling berpengaruh dalam studi tata bahasa Arab. Dengan gaya syair sebanyak 1.002 bait, kitab ini merangkum seluruh kaidah nahwu dan menjadi rujukan utama di banyak pesantren, madrasah, hingga perguruan tinggi Islam.
Menguasai Alfiyah membuka jalan menuju pemahaman mendalam terhadap Al-Qur’an, Hadis, dan literatur keilmuan Islam klasik. Tidak heran jika hafalan kitab ini menjadi tolok ukur keunggulan seorang penuntut ilmu.
Pencapaian kesembilan santri ini menjadi cermin semangat generasi muda Muslim yang tidak gentar menghadapi tantangan zaman. Di tengah era digital dan berbagai distraksi, mereka memilih tekun menghafal bait-bait ilmu yang telah diwariskan sejak abad ke-13 oleh Ibnu Malik.
Pondok Pesantren Asa’adah berharap keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi seluruh santri di Indonesia. Tidak ada kata terlalu muda untuk menghafal kitab kuning. Tidak ada batasan bagi yang ingin meniti jalan ilmu.
“Santri hari ini adalah ulama masa depan. Hafalan Alfiyah adalah langkah awal membangun peradaban ilmu yang kuat,” tegas KH. Mujib.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menyampaikan apresiasi dan doa terbaik bagi kesembilan santri penghafal Alfiyah. Semoga ilmu mereka menjadi cahaya yang menerangi umat dan memberikan kontribusi nyata bagi Islam dan bangsa.
Bagikan: