Malaysia (Kemenag) --- Dua siswa MAN 2 Kudus, Nadine Hardina Fara (kelas XI-5) dan Sultan Danish Chrisetya Putra (kelas XI-7), kembali menorehkan prestasi gemilang dalam kancah internasional. Keduanya berhasil lolos seleksi dan menjadi delegasi dalam kegiatan Youth Leaders Exchange and Conference (YLEC) Chapter Malaysia yang diselenggarakan oleh GoldNation. Program ini berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 25 hingga 27 Juni 2025 di Malaysia.
YLEC merupakan program pertukaran pelajar sekaligus konferensi pemuda yang bertujuan mengembangkan jiwa kepemimpinan, meningkatkan wawasan global, dan memperluas jejaring pemuda melalui eksplorasi budaya dan pendidikan.
Untuk bisa lolos dalam program ini, para peserta harus melewati serangkaian seleksi ketat, mulai dari penulisan motivation letter, diskusi kelompok terarah (Forum Group Discussion), hingga sesi wawancara.
“Saya termotivasi ikut program ini karena saya punya rencana kuliah di luar negeri. Saya ingin melatih kemampuan komunikasi, memperluas relasi, dan mendapatkan pengalaman internasional,” tutur Nadine.
Selama program, mereka membagikan pengalamannya menjelajahi berbagai lokasi ikonik dan institusi penting di Malaysia.
“Hari pertama saya mengunjungi Putrajaya dan Matic, mengenal budaya dan tradisi Malaysia, lalu ke Universitas Malaya. Hari kedua adalah konferensi, kami mempresentasikan hasil paper tentang tantangan pemuda yang kami hadapi. Setelah itu, tour ke perusahaan multinasional Maybank. Hari terakhir, saya berkeliling ke Bukit Bintang, KLCC, dan Dataran Merdeka,” ungkapnya penuh antusias.
Sementara itu, Sultan Danish mengaku sangat terkesan dengan salah satu topik konferensi.
“Topik yang paling berkesan bagi saya adalah tentang Startlane, platform digital untuk menjembatani kesenjangan antara pendidikan dan dunia kerja. Saya tertarik karena ini menyentuh isu nyata seperti pengangguran pemuda dan terbatasnya akses pelatihan serta mentoring, terutama di daerah terpencil, Menurut saya, pendekatan yang ditawarkan oleh Startlane sangat relevan dan inspiratif. Mereka tidak hanya fokus pada pelatihan teknis, tetapi juga mendukung pengembangan soft skill, membangun kepercayaan diri, dan menciptakan sistem dukungan komunitas. Dari topik ini, saya belajar bahwa teknologi bisa menjadi alat yang sangat kuat untuk menciptakan kesempatan yang lebih adil bagi generasi muda.” ungkap Sultan.
Tak hanya pembelajaran, Nadine juga merasakan manfaat relasi dan pengembangan diri dari ajang ini.
“Pengalaman yang paling berharga, saya bisa berkompetisi dan menunjukkan kemampuan di antara teman-teman hebat dari seluruh Indonesia. Kami saling memotivasi untuk terus berkarya dan berkembang,” tambahnya.
Ia juga berpesan kepada teman-teman sebayanya dan adik-adik tingkat,
“Jangan pernah takut untuk mencoba. Manfaatkan masa muda untuk terus berkarya, memperbarui diri, menambah pengalaman, dan menjadi pemuda yang memberi kontribusi. Jangan jadi pemuda yang dikalahkan oleh rasa takut mencoba,” tutup Nadine.
Kepala MAN 2 Kudus, Ali Musyafak, turut bangga atas capaian dua siswanya dalam ajang bergengsi tersebut.
“Prestasi Nadine dan Sultan menunjukkan bahwa madrasah mampu bersaing di kancah global. Ini menjadi bukti bahwa pendidikan di madrasah tidak hanya unggul dalam nilai-nilai keislaman, tetapi juga dalam daya saing dan kepemimpinan global,” ungkap beliau.
Program YLEC ini diharapkan menjadi langkah awal bagi para pemuda Indonesia, khususnya siswa-siswi madrasah, untuk aktif dalam forum internasional dan menjadi agen perubahan yang membawa dampak nyata bagi masyarakat.
Bagikan: