Jakarta (Pendis) — Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM) Filipina Selatan mengunjungi dua madrasah di Tanggerang Selatan untuk belajar meningkatkan mutu madrasah. Ministry of Basic, Higher, and Technical Education (MBHTE) Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM) Filipina Selatan mengunjungi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 3 dan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs) Tanggerang Selatan, Banten, Selasa (29/4/2024).
Kunjungan ini bertujuan melihat proses meningkatkan mutu madrasah terutama pada aspek kualitas pembelajaran, kurikulum, manajemen, kepemimpinan serta akreditasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar MBHTE BARMM, Abdullah Jun Salik, memuji mutu pembelajaran serta manajemen di MIN 1 Tanggerang dan MTs Negeri Pamulang.
“Pembelajaran berkualitas sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan madrasah yang baik, kepemimpinan dan manajemen yang efektif, baik dari segi sumber daya manusia, kurikulum, keuangan dan fasilitas membuat kedua madrasah ini bisa menjaga mutu,” ucapnya.
Abdullah mengatakan hasil kunjungan dari kedua madrasah ini, akan menjadi masukan bagi BARMM dalam merumuskan kebijakan baru pengelolaan madrasah di Mindano. Dikatakan bahwa pihaknya sedang mengembangkan rencana strategis untuk mengimplementasikan delapan ketentuan standar pendidikan BARMM. Praktik baik kedua madrasah terutama dalam aspek kepemimipinan, manajemen dan pemenuhan standar, menjadi rujukan penting BARMM dalam menuyusun rencana strategis tersebut.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Kementerian Agama Muchammad Sidik Sisdiyanto, mengatakan keberhasilan implementasi Majemen Berbasis Madrasah (MBM) terletak pada partisipasi aktif semua warga madrasah. MBM merupakan salah suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada madrasah dan mendorong pengambilan keputusan partisipasif yang melibatkan secara langsung warga madrasah, seperti kepala madrasah, guru, siswa, karyawan, orang tua dan masyarakat. “Kami memberikan otonomi yang besar kepada madrasah untuk meningkatkan mutu madrasah,” tuturnya.
Sidik menambahkan, Kemenag berupaya memberikan layanan pendidikan madrasah yang maju, bermutu dan mendunia. Bermutu dinilai dari kualitas pembelajaran, sedangkan maju dari sisi kualitas pengelolaan. Layanan ini diberikan Kemenag kepada 10 juta siswa madrasah yang tersebar di 87.391 madrasah se Indonesia. Dengan begitu banyaknya jumlah madrasah dan sebarannya yang luas di wilayah Indonesia yang luas, maka pemberiaan otonomi yang lebih besar kepada madrasah untuk mengelola potensi dan sumberdaya setempat, menjadi salah satu kunci penting dalam meningkatkan mutu madrasah.
”Kami senantiasa melakukan penjaminan mutu agar misi kami untuk memberikan layanan pendidikan madrasah yang maju, bermutu dan mendunia bisa tercapai,” tandasnya.
Implementasi MBM memberikan banyak dampak positif kepada madrasah di Indonesia. Di MIN 3 Tangsel dan MTs N Tangsel MBM membuat madrasah mampu menggalang partisipasi orangtua untuk mendukung program madrasah. Kepala MIN 3 Tangsel, Jetty Maynur mengatakan salah satu praktik baik MBM di madrasahnya adalah partisipasi orangtua untuk terlibat dalam program makanan sehat. Setiap bulan orangtua siswa bersama-sama memasak makanan sehat untuk dikonsumsi siswa. Sedangkan di MTs N Tangsel, orangtua mendukung program pembelajaran yang dikembangan guru melalui musyawarah guru mata Pelajaran (MGMP). Kepala MTs N Tangsel, Ade Zaenudin, mengatakan lewat dukungan orangtua ini, guru bisa memberikan layanan pembelajaran yang berkulitas.
Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM) adalah sebuah wilayah otonom di Filipina Selatan yang terdiri dari 5 provinsi yang mayoritas penduduknya beragama Islam. BARMM telah tiga kali berkunjung ke Indonesia untuk belajar dari pengalaman Indonesia dalam meningkatkan kualitas madrasah. Kunjungan kali ini fokus mempelajari aspek manajemen dan kepemimpinan madrasah, kurikulum, dan akreditasi. BARMM saat ini mengelola 1.679 madrasah. Kunjungan ini difasilitasi oleh dua program yang di danai oleh Pemerintah Australia, yaitu The Education Pathways to Peace in Mindanao dan Inovasi untuk Sekolah Indonesia.
Bagikan: