Jakarta (Kemenag) – Dalam orasinya yang penuh inspirasi pada peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024, Helmi Halimatul Udhmah, yang dinobatkan sebagai Bunda Inklusi Kementerian Agama, menyampaikan kebanggaan atas langkah progresif pemerintah dalam mendukung pendidikan inklusi. Ia menyoroti keberhasilan penerbitan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 1 Tahun 2024 tentang Akomodasi yang Layak bagi Penyandang Disabilitas, sebagai tonggak penting dalam memastikan pendidikan untuk semua tanpa diskriminasi.
"PMA ini adalah landasan utama yang memastikan setiap madrasah wajib menerima peserta didik dalam kondisi apapun, termasuk penyandang disabilitas. Pendidikan adalah hak dasar yang harus kita penuhi," tegas Helmi.
Regulasi ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menciptakan ruang belajar yang inklusif. Data yang diungkapkan Helmi menunjukkan bahwa terdapat hampir 50.000 siswa penyandang disabilitas yang kini belajar di madrasah, sebuah angka yang mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem pendidikan berbasis agama ini.
Selain menyoroti capaian regulasi, Helmi mengajak masyarakat untuk merenungkan kontribusi luar biasa dari tokoh-tokoh penyandang disabilitas yang telah mengubah dunia. Ia menyebut nama-nama seperti Gus Dur, Thomas Alva Edison, Albert Einstein, dan Ibnu Ummi Maktum sebagai inspirasi bagi anak-anak istimewa untuk terus berjuang dan berkarya.
"Allah menciptakan mereka dengan hikmah yang luar biasa. Di balik keterbatasan mereka, ada kelebihan yang menginspirasi kita semua," ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Dalam pesan khusus untuk para guru, Helmi mengingatkan bahwa mendidik anak-anak berkebutuhan khusus adalah ibadah dan bentuk kasih sayang yang tinggi kepada sesama manusia. Ia mendorong para pendidik untuk mengedepankan pendekatan penuh cinta (ainurrahmah) dalam mendampingi setiap anak tanpa pilih kasih.
Menutup orasinya, Helmi mengajak semua pihak untuk terus memperkuat komitmen dalam membangun masa depan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa kesetaraan pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab negara, tetapi juga wujud cinta kepada generasi penerus bangsa.
"Mari kita bersama-sama membangun kepemimpinan penyandang disabilitas yang dapat membawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih inklusif," tutupnya dengan optimisme.
Bagikan: