Bali (Pendis) -- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia menyelenggarakan Rapat Evaluasi Program Sarana dan Prasarana Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Tahap 1. Direktur KSKK Madrasah, Moh. Isom dalam sambutannya menyoroti kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan Islam. Ia menyebut penegerian madrasah swasta tahun ini mencapai 106 madrasah.
“Madrasah semakin baik. Kesadaran orang tua untuk memasukkan anak ke madrasah setidaknya ada dua faktor, agar anak tahu tentang ilmu agama dan kualitas madrasah yang dinilai mumpuni,” ungkap Direktur di Bali, Selasa (25/10/2022).
Lebih lanjut Prof Isom mengupayakan untuk ada proses filterisasi pendirian madrasah, yang juga berkaitan dengan cakupan sarana-prasarana yang ada di madrasah tersebut. Menurutnya, madrasah secara keseluruhan harus berbenah, jangan sampai kesenjangan antara satu madrasah dengan madrasah lain, termasuk kesediaan dan kebutuhan sarana-prasarana.
“Dengan pembenahan madrasah secara menyeluruh, saya yakin pendidikan madrasah bisa mengambil peran penting pendidikan di Indonesia, madrasah nantinya bisa menghegemoni pendidikan di Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, Fesal Musaad mengatakan pentingnya komitmen mengikuti schedule dan jadwal pengadaan barang dan jasa, hal itu terkait akselerasi pembangunan sarana-prasarana madrasah yang berasal dari sukuk obligasi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) di tahun yang akan datang.
“SK Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) diusulkan paling lambat akhir Oktober, bagaimana siap ya?” pinta Musaad.
Dengan menyepakati komitmen schedule dan jadwal bersama tim Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ), ia berharap kontrak fisik SBSN TA-2023 bisa dilakukan April, “April nanti satuan kerja SBSN Madrasah TA-2023 sudah bisa kontrak fisik. Pilih penyedia yang mumpuni untuk menjaga kualitas dan kinerja Kementerian Agama,” terangnya.
Adapun Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Bappenas, Amich Alhumami menjelaskan pentingnya aspek kebutuhan madrasah dalam pembiayaan SBSN 2023, pemerataan SBSN harus dibuat sejelas mungkin juga mengingat kebutuhan madrasah itu sendiri. Bayangkan kalau asrama itu menampung siswa sekitar 50 dan ruang kelas baru bisa memenuhi 189 siswa madrasah. Jadi difokuskan pada pemenuhan kebutuhan.
Lebih lanjut Amich mengapresiasi madrasah yang terus berbenah sehingga mampu mengungguli satuan pendidikan lainnya, ia mengutip survei yang dilakukan Program of International Student Assessment (PISA).
”2012 ketika nilai rata-rata jenis sekolah lain turun, nilai rata-rata PISA siswa MTs justru meningkat hingga berada di atas nilai rata-rata siswa SMP,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Subdirektorat Sarana-Prasarana KSKK Madrasah Abdul Rouf menganggap perlu perbaikan secara berkelanjutan dalam pelaksanaan SBSN Madrasah.
“Kami ingin nantinya ada monitoring faktual sebelum penetapan penerima pembiayaan SBSN Madrasah,” terangnya.
Sekadar informasi, Rapat Evaluasi Sarana Program Sarana dan Prasarana Direktorat KSKK Madrasah Tahap 1 dihadiri oleh Kepala Bidang Pendidikan Madrasah dan Jabatan Fungsional Tertentu pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Republik Indonesia. (m.a.k)
Tags:
madrasahBagikan: