Jakarta (Pendis) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, mengatakan bahwa Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Madrasah Young Researcher Camp (MYRES) merupakan wadah aktualisasi olah pikir kreativitas siswa dan siswi madrasah untuk membangun kemampuan mereka dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal ini disampaikan dalam konferensi pers persiaapan KSM dan MYRES di Gedung Kementerian Agama lantai 7, Jakarta, Jumat (13/09). Turut mendampingi, Direktur KSKK Ahmad Umar, Kasubdit Kesiswaan Nanik Pujiastuti, Kasubag Humas dan Publikasi Ditjen Pendis Sholla Taufiq, Kasubag TU Dit KSKK Papay.
Lebih lanjut Kamaruddin menjelaskan bahwa KSM dan MYRES juga didisain untuk menancapkan budaya sains di kalangan madrasah. "Kami memiliki program Madrasah Hebat Bermartabat, salah satu aksinya adalah kompetisi madrasah dalam bidang sains," ungkap Kamaruddin.
Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah, Ahmad Umar mengatakan, sebanyak 550 siswa dari 34 provinsi di Indonesia akan beradu pintar di ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2019. "Event yang akan digelar selama satu minggu ini merupakan ajang paling bergengsi bagi siswa madrasah di Indonesia, karena telah menjadi agenda resmi Kementerian Agama yang rutin digelar setiap tahun," jelasnya.
Menurut Umar, ajang tersebut juga diarahkan untuk mengembangkan potensi madrasah dalam bidang saintek. "Kompetisi yang fair dan obyektif dapat menyemai bibit unggul dan menumbuhkan suasana persaingan yang dinamis," katanya.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini harus direspon oleh madrasah agar terintegrasi sains dan islam secara harmonis. "Acara semacam ini pada akhirnya akan menghasilkan output siswa pintar berahlakul karimah yang berguna untuk bangsa ke depan," imbuhnya.
(M Yani)
Foto : Fikri N
Bagikan: