Jakarta (Pendis) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia mengundang kepala madrasah calon penerima bantuan pembangunan ruang kelas baru dalam kegiatan Bimbingan Teknis Bantuan Sarana Prasarana Madrasah Tahap 1 pada Jum’at, (23/06/2023).
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kinerja kepala madrasah yang telah membangun peradaban Islam melalui madrasah.
“Kami yakin jerih payah bapak-ibu dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa tidak bisa dinilai dengan apapun, untuk itu bantuan ruang kelas baru ini tidak lebih sekadar penutup rasa malu kami atas sumbangsih bapak-ibu membangun pendidikan Islam,” terangnya.
Ia menambahkan tentang situasi kekinian Indonesia yang diisi oleh tokoh berlatarbelakang santri dan fokus pada Pendidikan Islam. Menurutnya, kita patut bangga karena aktor utama di Indonesia diisi oleh santri yang berlatarbelakang pendidikan Islam.
"Sebut saja Menteri Agama hingga wakil presiden saat ini,” ujarnya.
Untuk itu, Dirjen ingin agar calon penerima bantuan nantinya menaati prosedur yang telah disepakati. Hal ini diharapkan supaya tidak menimbulkan su’udzon, termasuk pentingnya melampirkan dokumen yang diperlukan dalam membuat dan menyelesaikan laporan pertanggungjawaban.
Sementara itu, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Moh. Isom menyebut madrasah swasta di Indonesia sekitar 82 ribu, sementara anggaran yang disediakan pemerintah hanya bisa menyasar tidak lebih dari 1% secara keseluruhan madrasah setiap tahunnya,
“jika dikalkulasi, setidaknya pemerintah perlu menggelontorkan 77 triliun untuk membantu seluruh madrasah dengan skema bantuan yang tersedia seperti sekarang ini,” terangnya.
Ia juga mengapresiasi keberadaan madrasah swasta yang menyentuh pelosok dan daerah terpencil di Indonesia. Menurutnya, tanpa madrasah swasta, jutaan anak-anak di Indonesia tidak bisa mendapatkan fasilitas pendidikan, padahal pendidikan hak dasar setiap warga negara. Ia juga mengaku terus berusaha untuk mendorong pemerintah memperhatikan keberadaan madrasah di Indonesia.
“kita tidak ingin ada perbedaan antara madrasah dengan sekolah. Madrasah juga berperan penting dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa, mengajak untuk mencintai tanah air dan bersama-sama mendorong kemajuan Indonesia,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Subdirektorat Sarana Prasarana Direktorat Kurukulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Abdul Rouf meminta kepala madrasah menggunakan dana sesuai peruntukannya. Ia melaporkan bantuan pembangunan ruang kelas baru ini dicairkan bertahap 70% dan 30%.
"Tidak ada istilahnya potongan-potongan karena aturan dua kali pencairan ditentukan oleh Kementerian Keuangan,” katanya.
Rouf menyebut sebanyak 14.764 madrasah telah mengisi formulir mengajukan bantuan. Sementara proposal dengan jenis bantuan dengan peruntukan berbeda-beda pada portal simsarpras berkisar 21.104.
Bimbingan Teknis Bantuan Sarana Prasarana Madrasah Tahap 1 – Angkatan 1 diikuti oleh 131 kepala madrasah calon penerima bantuan pembangunan ruang kelas baru.
(m.a.k)
Bagikan: