Jakarta (Kemenag) — Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amien Suyitno, mendorong Kepala Biro dan Kepala Bagian di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) untuk mengambil peran lebih besar dan strategis dalam transformasi kampus. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Forum Kepala Biro dan Kabag PTKN se-Indonesia yang berlangsung di Jakarta, Kamis (26/6/2025).
“Peran Biro itu bukan sekadar urusan administrasi dan teknis. Saudara adalah motor penggerak transformasi manajemen kampus. Tunjukkan bahwa biro dan kabag adalah mitra strategis rektor dalam mendorong mutu dan daya saing PTKN,” tegas Dirjen.
.
Ia menambahkan, biro harus menjadi bagian dari empowering unit yang mampu menggerakkan potensi, bukan hanya menunggu arahan. “Tantangan kita hari ini tidak ringan. Biro harus hadir dengan gagasan, respons cepat, dan inovasi,” katanya.
Dalam forum itu, Dirjen juga menekankan pentingnya penerapan dan peningkatan standar manajemen mutu. Ia meminta seluruh kampus yang sudah memiliki sertifikasi ISO manajemen untuk segera melakukan upgrade ke versi terbaru.
“ISO bukan hanya soal sertifikat. Ini cermin tata kelola kampus yang sehat dan berkelanjutan. Kampus harus berani masuk ke transformasi digital, dari SPBE hingga manajemen berbasis ISO,” ujarnya.
Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang itu bahkan menyebut pentingnya penguatan sistem akademik berbasis digital, termasuk smart campus dan cyber university. Ia menyebut Cyber Islamic University sebagai salah satu inisiatif yang sedang dikembangkan oleh Ditjen Pendidikan Islam.
Ia juga menekankan pentingnya implementasi program Green Campus dan Beauty Campus secara konkret dan berkelanjutan. Ia menolak konsep seremonial semata dalam kegiatan penanaman pohon.
“Jangan hanya menanam saat Dies Natalis lalu dilupakan. Pastikan pohon tumbuh, dirawat, dan menjadi bagian dari ekosistem kampus. Tanam pohon yang cocok dengan tanah dan budaya lokal,” ujarnya.
Amien juga menggagas lomba beauty campus, sebagai bentuk apresiasi terhadap kampus yang bersih, asri, dan ramah lingkungan. Ia menyebut bahwa kampus yang indah tidak harus mewah, tetapi terawat, bersih, dan memiliki sistem tata kelola yang baik.
Isu penting lain yang ditegaskan adalah pentingnya membangun kesadaran etik dan budaya komunikasi yang sehat di lingkungan kampus. Ia menyentil soal potensi relasi tidak sehat antar civitas, dan pentingnya pendekatan yang berbasis cinta dan kesadaran kolektif.
“Kita harus sadar bahwa mahasiswa adalah amanah. Jangan hanya berpikir sebagai pengelola, tapi posisikan diri sebagai orang tua mereka. Bangun komunikasi yang berempati, berbasis cinta, bukan kuasa,” ujar Amien.
Forum ini menjadi ruang refleksi dan konsolidasi penting bagi kepala biro dan kabag di lingkungan PTKN. Dirjen Pendis mengajak semua pihak untuk tidak sekadar menjalankan tugas administratif, tetapi juga menjadi pemimpin perubahan di tengah tantangan zaman.
“Transformasi digital, tata kelola hijau, hingga pendidikan karakter — semua itu memerlukan keterlibatan total dari biro dan kabag. Jadilah garda terdepan dalam mewujudkan kampus Islam yang unggul, berkarakter, dan adaptif terhadap perubahan global,” pungkasnya.
Bagikan: