Yogyakarta (Pendis) - Suasana meriah memenuhi ruang upacara pada Pembukaan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Acara ini tak hanya sekedar ajang perlombaan, namun juga menjadi panggung inspiratif yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal dan keislaman.
Digelar bersamaan dengan peluncuran Program Madrasah Integrasi di MAN 3 Sleman, acara ini sukses diselenggarakan secara hybrid baik luring di Gedung MAN 3 Sleman dan juga daring melalui platform Zoom Meeting.
Sebelum ditandai oleh pembukaan resmi dari Direktur KSKK Madrasah Moh. Isom, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag DIY Abd. Su’ud memberikan laporan singkat. Su’ud dengan tegas mengungkapkan komitmennya untuk mengangkat KSM pada level yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Pentingnya acara ini semakin ditekankan dengan sambutan hangat dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Mamsin Afif. Kakanwil tak hanya memberikan apresiasi, tetapi juga berterima kasih atas segala persiapan yang telah dilakukan dalam rangka KSM.
Masmin mengajak seluruh madrasah untuk turut serta secara aktif mendukung KSM guna membantu para siswa meraih prestasi di tingkat nasional.
“KSM menjadi sarana penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sains di lingkungan madrasah,” tegas Masmin, Kamis (03/08).
Masih dalam sambutannya, Masmin menambahkan bahwa Program Madrasah Integrasi direalisasikan melalui tiga pilar utama: Lokasi, Tata Kelola, dan Program bersama. Tiga madrasah unggulan, MIN 1 Sleman, MTs N 6 Sleman, dan MAN 3 Sleman, terpilih menjadi pilot program Madrasah Integrasi.
Selanjutnya Moh. Isom juga memberikan pandangan dan arahan yang penuh apresiasi. Isom meyakini bahwa peran madrasah di DIY sangat penting dalam membentuk karakter siswa, dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila, keislaman, dan kearifan lokal.
"Madrasah merupakan bagian tak terpisahkan dari Indonesia, yang senantiasa memegang teguh nilai-nilai Pancasila dan NKRI. Keislaman adalah landasan utama madrasah, dan dari madrasah bermuara ajaran Islam yang melekat pada bangsa kita," tegas Isom.
Selain itu, acara peluncuran ini juga dihadiri secara virtual oleh Direktur KSKK Madrasah Kemenag RI, Moh Ishom, yang menyampaikan tiga pilar keunggulan madrasah, yaitu keindonesiaan, keislaman, dan kearifan lokal.
"Madrasah adalah bagian integral dari Indonesia dan NKRI, madrasah adalah simbol keislaman, dan madrasah juga harus menjadi wadah yang membawa serta kearifan lokal. Ketiga pilar inilah yang akan memperkuat peran madrasah. Oleh karena itu, madrasah harus berupaya untuk selalu unggul," ungkap Ishom.
Dengan semangat yang menggebu-gebu, acara pembukaan KSM dan peluncuran program madrasah integrasi ini sukses menciptakan suasana yang penuh inspirasi bagi para peserta dan seluruh hadirin.
Keberadaan KSM dan Program Madrasah Integrasi semakin mengokohkan tekad madrasah dalam mengembangkan potensi siswa-siswi dalam bidang sains, sekaligus mewujudkan visi yang diusung oleh Madrasah Integrasi, yang kokoh pada nilai-nilai kearifan lokal dan keislaman.
Acara ini dihadiri oleh berbagai undangan stakeholder terkait, di antaranya Kepala Madrasah negeri di DIY dan 115 undangan lainnya, di antaranya Kepala Dikpora DIY, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY.
KSM sendiri merupakan kelanjutan dari kompetisi tingkat kabupaten yang telah sukses digelar sebelumnya.
Sebagai momentum pembukaan, peserta dan tamu diundang untuk mengikuti jalan sehat yang diikuti oleh 1.600 peserta. Dalam semangat yang membara, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Masmin Afif, dan Kabid Dikmad, Abd. Su’ud, mengibarkan bendera start di halaman MAN 3 Sleman untuk memulai kegiatan tersebut.
Nuansa semarak semakin terasa dengan tarian saman dan penampilan karawitan yang dipersembahkan oleh siswa dari MTsN 6 Sleman dan MAN 3 Sleman. Pembukaan acara ini menjadi panggung peluncuran madrasah integrasi yang ditandai dengan pemukulan gong tiga kali oleh Kakanwil Kemenag DIY.
Dalam sambutannya, Kakanwil Kemenag DIY menggarisbawahi prestasi yang dimiliki madrasah, sejajar dengan sekolah lainnya, yang terbukti melalui penyelenggaraan KSM.
"Kami mengharapkan generasi muda kita akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Kami mengajak seluruh madrasah untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak, dengan membudayakan interaksi yang Islami, menghindari perilaku bullying, serta menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan madrasah bagi semua warga," kata Masmin.
Selain pembukaan KSM, juga digelar peluncuran program madrasah integrasi yang dipresentasikan oleh Abd. Su’ud. Dia menjelaskan bahwa peluncuran program ini bertujuan untuk memperkuat citra "Madrasah Jogja Istimewa".
"Program madrasah terintegrasi ini merupakan langkah nyata dalam memperkuat citra 'Madrasah Jogja Istimewa'," kata Su’ud.
Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa madrasah integrasi yang dimaksud melibatkan MIN 1 Sleman, MTsN 6 Sleman, dan MAN 3 Sleman, sebagai tiga sekolah percontohan dalam program ini.
"Jika program ini berhasil, model ini akan diadopsi oleh kabupaten lain, seperti MIN 1 Bantul, MTsN 6 Bantul, dan MAN 3 Bantul. Integrasi ini mencakup berbagai aspek, termasuk lokasi, tata kelola, program, dan kebijakan madrasah," tambah Su’ud.
Tags:
KSKK MadrasahBagikan: