Tanjung Pinang (Pendis) - Kementerian Agama RI menyoroti perkembangan madrasah yang berada pada daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Hal ini diungkap pada Evaluasi Bantuan Sarana Prasarana Madrasah Subdirektorat Sarana Prasarana Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Ahad (28/4/2024).
Direktur KSKK Madrasah, M Sidik Sisdiyanto mengatakan pentingnya menjalankan amanat pimpinan seperti membuat regulasi yang baik agar dapat dijadikan acuan.
“Kita harus menjalankan amanat pimpinan, misalnya dari sisi regulasi penting dijadikan acuan,” ujar Sidik
Lebih lanjut, ia mengatakan pentingnya pemerataan madrasah penerima manfaat SBSN. Ia meminta kepada seluruh pihak untuk menggulir daftar sementara penerima SBSN 2025.
“Secara khusus kami meminta pihak-pihak terkait untuk duduk bersama, menganulir daftar sementara madrasah SBSN 2025, mengingat anggaran berkurang dibanding 2024,” terangnya kemudian.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Kepulauan Riau Subadi menilai perkembangan Tanjung Pinang berbeda dengan daerah seperti di Batam.
“Tanjung Pinang masih sangat jauh perkembangannya jika dikatakan sebagai Ibukota Kepulauan Riau,” ungkapnya.
Ia menilai bantuan sarana prasarana sangat membantu perkembangan madrasah, terlebih pada daerah 3T seperti Natuna, Anambas dan Lingga.
“Salah satu permasalahan yang dihadapi madrasah yang berada pada daerah kepulauan diantaranya alokasi biaya pengiriman cenderung lebih mahal,” tambahnya lagi.
Adapun Kepala Subdirektorat Sarana Prasarana KSKK Madrasah, Arif Rahman mengingatkan urgensitas dan maintenance aplikasi yang berkaitan dengan bantuan sarana prasarana.
“Semoga segera terlaksana dan dijadwalkan terkait aplikasi sarana prasarana, supaya memiliki korelasi dan terhubung dengan aplikasi EMIS hingga aplikasi Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan,” harapnya.
Tags:
SBSNBagikan: