Jakarta (Kemenag) – Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2024, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Abu Rokhmad, menyampaikan laporan penting mengenai perkembangan madrasah inklusi di Indonesia. Hingga saat ini, lebih dari 1.000 madrasah inklusi telah berdiri, memberikan ruang pendidikan setara bagi semua anak tanpa terkecuali.
Dalam pidatonya, Abu Rokhmad menekankan pentingnya peran madrasah sebagai tempat yang tidak hanya mendidik, tetapi juga menjadi rumah yang aman dan ramah bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Ia menyebutkan bahwa langkah strategis ini selaras dengan salah satu Asta Cita Presiden Prabowo, yang menekankan pentingnya kesetaraan gender dan perhatian kepada penyandang disabilitas.
"Madrasah harus menjadi tempat yang mendukung tumbuh kembang anak-anak istimewa, tempat mereka merasa diterima, dihargai, dan diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan potensi masing-masing," ujarnya.
Langkah nyata ini juga didukung melalui berbagai program yang dirumuskan dalam Rapat Kerja Nasional di Bogor baru-baru ini. Program-program tersebut dirancang untuk memastikan anak-anak penyandang disabilitas tidak hanya mendapatkan pendidikan formal, tetapi juga perhatian khusus yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Abu Rokhmad juga memberikan apresiasi kepada para guru pendamping anak-anak istimewa, yang disebutnya sebagai garda terdepan dalam menciptakan lingkungan pendidikan inklusif. Guru-guru ini, menurutnya, berperan penting dalam mengubah tantangan menjadi ladang amal jariyah.
"Anak-anak istimewa adalah anugerah yang harus kita rawat dengan cinta. Mereka adalah cahaya yang menunjukkan kepada kita nilai-nilai kemanusiaan yang sejati," tutupnya.
Ia menyebut peringatan ini sekaligus menjadi momentum refleksi bersama untuk memperkuat langkah menuju masa depan pendidikan inklusi, menjadikan madrasah sebagai garda depan dalam mencetak generasi yang setara, adil, dan berdaya.
Bagikan: