Jakarta (Pendis) - Tahun 2020 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) akan menjalankan proyek Realizing Education`s Promise (Madrasah Education Quality Reform). Proyek ini merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan madrasah di lingkungan Kemenag.
Proyek ini dilaksanakan dalam waktu lima tahun, dimulai dengan pelaksanaan proyek pada awal tahun 2020 dan berakhir pada tahun 2024. Pelaksanaan proyek didanai oleh Bank Dunia sebesar Rp. 3.75 Triliun (USD 250 juta).
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, mengatakan dengan dana yang sangat besar, dan mencakup seluruh madrasah di Indonesia, projek ini harus mampu meningkatkan kualitas madrasah.
"Project ini diharapkan bisa betul-betul berfungsi instrumental dalam meningkatkan kualitas mutu madrasah," ujar Kamaruddin saat memberikan arahan dalam rapat Implementasi program Realizing Education`s Promise, Madrasah Education Quality Reform di Jakarta, Selasa (13/8).
Dikatakan Kamaruddin, dengan dana yang besar, tentunya ada harapan besar yang tertumpu terhadap proyek MEQR. "Ekspektasi kita terhadap proyek ini sangat besar, sehingga kualitasnya harus dipastikan dan dikontrol bersama, selain itu pelaksanaannya juga harus berjalan sukses," ujar Guru Besar UIN Alauddin Makasar.
"Jika proyek ini gagal dan tidak sukses, maka ini tidak hanya kerugian bagi Kemenag, tapi juga bagi Negara. Karena proyek ini dengan anggaran sangat besar," tegasnya.
Dengan anggaran besar, lanjut Kamaruddin, Ditjen Pendis berkomitmen secara maksimal untuk memastikan bahwa proyek yang akan dijalankan, berjalan sesuai dengan aturan, baik dari sisi kontennya, kualitas belanjanya, sampai pada tatakelolanya dapat berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Berharap kepada World Bank agar bisa mensuport proyek ini secara maksimal. Tidak hanya pendanaannya saja, tetapi juga dari segi pendampingan ahli, agar bisa berjalan maksimal. Dan yang paling penting, semoga proyek ini bisa menjadi proyek yang sustainable," imbuhnya.
Lead Education Specialist in the World Bank, Tobias Linden, megatakan bahwa terkait dengan keberlanjutan program, World Bank akan membantu dan mendampingi sertra memastikan bahwa semua system yang dipakai dalam proyek ini dapat berjalan baik dan berkelanjutan.
Menurut Tonias, transformasi pendidikan akan membawa transformasi kepada lembaga dan akhirnya menjadi inisiasi transformasi Negara. "Kita butuh kemampuan numerasi, literasi, dan sains untuk menyongsong masa depan. Apa yang dilaksanakan dalam proyek ini sesungguhnya adalah bagaimana menyiapkan generasi yang siap dengan tantangan abad 21 dan revolusi industri 4.0," ujarnya.
Program Leader for Human Development World Bank Indonesia, Camilla Holmemo, mengatakan, bahwa proyek ini sangat penting untuk pembangunan sumberdaya manusia (SDM). "Saat ini Indonesia telah banyak mencapai kemajuan diantaranya adalah menurunnya angka stunting, selain itu naiknya layanan akses pendidikan untuk masyarakat," ujarnya.
Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat KSKK Madrasah, sekaligus ketua pelaksana proyek, Abdullah Faqih, mengatakan bahwa proyek yang akan dijalankan terdiri atas empat komponen proyek yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan sistem pengelolaan pendidikan madrasah.
"Pertama, pelaksanaan sistem e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis elektronik) secara nasional dan pemberian dana bantuan ke madrasah. Kedua, pelaksanaan Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) untuk siswa kelas 4 MI secara sensus nasional," terang Faqih.
Ketika, lanjut Faqih, Kebijakan dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk Guru, Kepala, dan Pengawas Madrasah. Dan yang terakhir adalah penguatan sistem untuk mendukung pengembangan kualitas. (M Yani/ Atiq)
Bagikan: