Malang (Pendis) --- Perubahan yang kita alami saat ini sangat cepat. Jika kita tidak belajar dengan cepat juga, maka kita akan kesulitan untuk beradaptasi. Jika tidak beradaptasi maka akan tertinggal dan jikalau pun kita punya ilmu, ilmu tersebut dianggap sudah expired.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren), Waryono Abdul Ghafur melalui Zoom Meeting pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Subdirektorat Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah (PMDT). Kegiatan bertajuk Penguatan Kompetensi Tenaga Pendidik pada Madrasah DIniyah Takmiliyah ini diselenggarakan di kota Malang, Jawa Timur pada 27 – 29 Juli 2023.
“Jika tidak beradaptasi, maka ilmu yang kita sampaikan akan mubadzir. Sedangkan keunggulan manusia adalah beradaptasi dengan lingkungan dan keadaan sekitar. Bagaimana cara kita beradaptasi? Kuncinya adalah punya stock of knowledge yang banyak” tandas Waryono.
Waryono melanjutkan, maka untuk memulai adaptasi tersebut, Tenaga Pendidik pada MDT harus berinovasi dan meng-update ilmunya. Sarana untuk mendapatkan ilmu sekarang lebih mudah. Yaitu dengan memanfaatkan temuan teknologi untuk menambah stock of knowledge (persediaan ilmu).
“Bapak ibu yang sekarang disini itu mendapat privilege. Yaitu dapat menimba ilmu dari para narasumber yang akan memberikan beragam materi yang tentunya sesuai dengan kebutuhan pada lembaga pendidikan masing-masing. Nah, oleh karenanya setelah dari sini kita harus membangun komitmen untuk mendiseminasikan ilmunya untuk guru MDT yang lain” himbau Waryono pada Kamis (27/7/2023).
Sejalan dengan itu, Kasubdit PMDT Siti Sakdiyah melaporkan bahwa acara ini adalah peningkatan kompetensi tendik PMDT angkatan yang ke-5. Sebelum Jawa Timur, penguatan ini telah digelar di Jawa Barat, Jambi, Jawa Tengah, dan Banten. Ia mengungkapkan bahwa target tendik yang mengikuti penguatan kompetensi pada RK-KL hanyalah 35 orang. Namun dengan menghadirkannya lebih dekat dengan peserta dari masing-masing provinsi, dapat berhasil membina 175 guru MDT.
“Nah, dengan skema itu kami berharap makin banyak tendik yang terbina dan memajukan lembaga MDT masing-masing. Kita juga mengusung materi yang mencakup manajemen pembelajaran dan juga strategi inovasi pembelajaran. MDT adalah Lembaga pendidikan keagamaan non formal namun terstruktur dan berjenjang, sehingga model pembelajarannya bisa mengadopsi seperti pada pendidikan formal madrasah atau sekolah” terang Sakdiyah.
Selain itu, Kabid PD Pontren Kanwil Provinsi Jawa Timur, Mohammad As’adul Anam menyampaikan bahwa Kanwil Jawa Timur telah bekerjasama dengan berbagai universitas di Malang. Tujuannya adalah untuk membantu dan membangun kualitas manajemen pendidikan pada MDT dan pesantren yang lebih efektif dan efisien.
Kegiatan ini menghadirkan para narasumber yang ahli pada bidang pendidikan dan manajemen pendidikan. Diantaranya adalah Prof. Dr. H. Agus Maimun, M.Pd (Guru Besar UIN Maliki Malang), Dr. Amiroh Ambarwati, MA (BDK Semarang) dan Dr. M. Zaenuri, M.Pd (Pengawas madrasah berprestasi dan Dosen Universitas Mayjen Sungkono). Peserta yang hadir adalah bagian dari forum komunikasi madrasah diniyah takmiliyah (FKDT) Jawa Timur dan para guru MDT perwakilan kabupaten/kota di Jawa Timur.
Bagikan: