Jakarta (Pendis)--Kementerian Agama RI bekerjasama dengan LPDP mengadakan Program Non Degree Pelatihan Kepengarangan Turots di Mesir, 1-30 Nopember 2024. Pemberangkatan dilakukan pada hari Kamis, 31 Oktober 2024, pukul 20.00 WIB melalui Bandara Soekarno Hatta Jakarta.
Sehari sebelumnya, diadakan Pre departure. Acara ini diikuti oleh 20 peserta perwakilan pengasuh pesantren, kyai muda dan dosen Ma'had Aly seluruh Indonesia. Pre Departure secara online ini dipimpin oleh Basnang Said mewakili Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI dan Mahrus el-Mawa selaku Kordinator PMO Dana Abadi Pesantren, DirektoratPesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI.
Mahrus melaporkan bahwa program Pelatihan Kepengarangan Turots bertujuan untuk mengembangkan keterampilan menulis dan kepengarangan di kalangan kyai muda dan dosen (muhadir) Ma'had Aly dan Pondok Pesantren se-Indonesia. Kegiatan ini diisi dengan berbagai sesi materi keislaman, keilmuan makhtutot dari para ahli di bidangnya khususnya dalam kepengarangan turots, serta diskusi dan kolaborasi antara peserta.
"Program ini dapat menjadi cara pandang baru ketika membaca teks klasik, mengkaji, dan mengajar di pendidikan pesantren, baik non formal di pondok salafiyah maupun formal di Ma’had Aly", ungkap alumni filologi Universitas Indonesia.
Basnang Said dalam arahannya memberikan pesan-pesan inspiratif, agar tradisi keilmuan dan nilai pesantren dapat dikenal oleh negara lain. Sehingga penting untuk menyampaikan seperti apa keilmuan pondok pesantren di Indonesia, dan sejarah pesantren sebagai bagian dari perjuangan bangsa dan negara.
"Kami berharap peserta beasiswa non-degree Program Kepengarangan Turots Mesir dapat menyampaikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin ala Indonesia yang dimana pesantren menjadi bagian dari negara, dan negara juga ikut berkontribusi antara lain seperti anggaran untuk pesantren.", terang alumni pesantren As'adiyah Sengkang Sulawesi Selatan.
Menurut Basnang, Karya tulis yang dibuat oleh para kyai diharapkan dapat mengangkat tema ala pesantren masing-masing dan bisa disampaikan ke jurnal-jurnal yang berada di dunia. Syukur-syukur peserta yang berasal dari dosen Ma’had Aly dapat mewarnai jurnal yang ada di Al-Azhar Kairo dan Ma'had Makhtutot Liga Arab melalui karya tulisnya, tutur alumni UIN Alaudin Makasar ini.
Basnang mengatakan agar pengalaman, metodologi belajar dan penguasaan referensi selama Pelatihan Kepengarangan Turost di Mesir dapat dituangkan kembali ketika kembali ke pondok pesantren masing-masing supaya dapat berdampak kepada institusi (Ponpes dan Ma’had Aly).
Pada saat pre departure, dihadiri pula oleh perwakilan Liga Arab, Dr. Ahmad, yang menjelaskan proses pembelajaran baik teknis atau substansi. Adapun 20 peserta ini mulai dari Aceh, Jawa, Sumatera, dll. Selama satu bulan, peserta akan mendalami tentang Kepengarangan Turots di Ma'had Makhtutoth di bawah naungan Liga Arab yang berlokasi di Kairo Mesir.
Program ini dapat pula memperkuat kurikulum di pesantren dan ma'had aly, termasuk epistemology ala pesantren.
Tags:
Mahad Aly, PesanytrenBagikan: