Jepara (Pendis) - Kumandang Sholawat menggema di lokasi Musabaqah Qira`atil Kutub (MQK) Nasional ke-VI di Pondok Pesantren Roudhotul Mubtadiin Balekambang Jepara Jawa Tengah, Sabtu (2/12). Sholawat dipimpin oleh Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.
Ribuan masyarakat Jepara berbaur bersama para peserta MQK dan santri Pondok Pesantren Roudhotul Mubtadiin. Tampak hadir pengasuh Pondok Pesantren Roudhotul Mubtadiin KH Ma`mun Abdullah Hadziq, Menteri Agama Indonesia ke-19 Said Agil Husin Al Munawar, Bupati Jepara Achmad Marzuki, Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI Noor Achmad, Perwakilan Gubernur Jawa Tengah Supriyono beserta jajarannya, jajaran Polda Jateng, Polres Jepara berserta tamu undangan lainnya.
Tidak ketinggalan para Syecher Mania (sebutan bagi Fans Habib Syech) dari berbagai daerah juga ikut hadir memeriahkan MQK bersholawat.
Kyai Ma`mun Abdullah menyampaikan, bahwa Gema Sholawat merupakan rangkaian dalam rangka menyemarakan MQK Nasional ke-VI. "Semoga dengan berkah Sholawat, MQK ini berjalan dengan lancar dan sukses, membawa berkah serta manfaat kepada kita semua, khususnya untuk kejayaan NKRI," tutur Kyai Ma`mun di Jepara, Sabtu (02/12).
Bupati Jepara Achmad Marzuki, menyampaikan bahwa gelaran MQK Nasional ke-VI tahun 2017 yang digelar di Pondok Pesantren Roudhotul Mubtadiin Balekambang merupakan anugrah bagi masyarakat Jawa Tengah, khususnya masyarakat Jepara.
"Gelaran MQK menjadi rebutan daerah lain. Tapi tahun 2017, Jepara Jawa Tengah menjadi tuan rumah , ini adalah sebuah keberuntungan bahkan kehormatan," sambung Marzuki.
Noor Achmad menyampaikan, bahwa gema sholawat hanya ada di Indonesia dan Malaysia. Akan tetapi yang paling terbesar dan terbanyak adalah hanya di Indonesia. "Ini adalah fenomena yang luar biasa," ujarnya.
Sebelum Sholawat dilantunkan, Habib Syech menyampaikan shalawat menggema dimana-mana merupakan kebaikan masyarakat Indonesia. "Masyarakat Indonesia sangat senang Sholawat," tutur Habib Syech.
"Alhamdulillah berkat dukungan para Kyai dan dukungan pemerintah, bisa membangun masyarakat yang berkarakter. Ini berkat kerjasama yang baik antara masyarakat, Ulama dan Umaro. Dimana tempat jika ketiga ini bisa jalan, Insya Allah akan lancar," tutur Habib Syech.
"Bersyukurlah menjadi orang Indonesia, karena dimana tempat bisa Sholawatan. Dijalan, dilapangan, dimanapun, bisa menggelar Sholawatan. Kalo di negara lain, belum tentu bisa bebas Sholawatan," ujar Habib Syech. Tak lupa juga Habib Syech memekikan "NKRI Harga Mati", yang kemudian di ikuti oleh seluruh jamaah.
Lagu-lagu shalawat yang dipimpin Habib Syech menggema dan membuat masyarakat larut dalam suasana. Mulai dari Yalal Wathon, Sholawat Badar, Kisah Rosul, Padang Bulan, Turi Putih dan lain-lain. Masyarakatpun larut dalam suasana dan turut bernyanyi bersama-sama.
Di penghujung acara, Habib Syech memimpin Sholawat Mahalul Qiyam. Dan terakhir sebelum ditutup dengan doa, semua masyarakat menyanyikan lagu Indonesia Raya. (maryani/dod)
Bagikan: