Wajo (Pendis) - Ma`had Aly As`adiyah Sengkang melakukan seleksi penerimaan mahasantri untuk tahun akademik 1440/1441 H. Kegiatan ini dilaksanakan di Pondok Pesantren As`adiyah yang beralamat di Jl. Andi Unru Jalur Dua, Sengkang, Tempe, Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.
Dalam kunjungan kerjanya, Hery Mulyana, S.Pd selaku Kepala Seksi Kemahasantrian Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menjelaskan bahwa seleksi ini sudah menjadi kalender akademik yang mengacu kepada kalender Hijriah.
"Sudah menjadi konsensus bersama untuk kalender akademik Ma`had Aly se-Indonesia. Jadi seleksi ini dilakukan oleh setiap Ma`had Aly ketika menyambut Bulan Ramadhan. Biasanya di Bulan Rajab atau Sya`ban dan pembelajaran akan dilakukan pada Bulan Syawal sebagai tahun ajaran baru," terangnya di sela-sela kunjungan kerjanya di Sengkang, Sulawesi Selatan pada Selasa, (30/04).
Menurut Hery Mulyana, Ma`had Aly berbeda dengan perguruan tinggi keagamaan pada umumnya. Penerimaan mahasantri pada Ma`had Aly menekankan proses literasi kitab kuning. Biasanya yang mumpuni secara akademik yang bisa menjadi mahasantri. Maka dalam proses seleksi ini, wawancara ilmu alat dan membaca kitab kuning tanpa harakat menjadi instrumen utama untuk masuk Ma`had Aly ini.
"Bedanya, kalau di Ma`had Aly itu calon mahasantri sudah selesai ngaji Alfiyah Ibnu Malik untuk ilmu alatnya. Kalau untuk konsentrasi tafsir, biasanya sudah selesai ngaji Tafsir Jalalain dan beberapa kitab dasar di tingkat ulya atau aliyahnya," terang Hery.
Hal senada juga disampaikan oleh Mudir Ma`had Aly As`adiyah, Muhyiddin. Baginya, kalender hijriah sangat tepat untuk diterapkan kepada Ma`had Aly sebagai pendidikan tinggi pesantren ini. Baginya, kalender akademik dengan mengacu kepada Tahun Hijriah adalah ciri khas utama ala pesantren yang tidak bisa disamakan dengan perguruan tinggi lainnya. "Ma`had Aly harus berbeda dengan perguruan tinggi lainnya. Kendati sama-sama perguruan tinggi, tetapi dia lahir dengan semangat ala pesantren. Jadi kalendernya menyesuaikan tradisi pesantren," jelasnya.
Mengenai proses seleksi penerimaan mahasantri ini, Muhyiddin menjelaskan bahwa Ma`had Aly As`adiyah yang berada di Kabupaten Wajo ini memiliki takhassuk pada Tafsir wa Ulumuhu (Tafsir dan Ilmu Tafsir). Takhasus ini diminati oleh 150 lebih calon mahasantri yang mengikuti seleksi penerimaan mahasantri. Para calon mahasantri adalah santri intern pesantren As`adiyah dan beberapa pesantren yang ada di Sulawesi Selatan. Bahkan dari Kalimantan dan Sumatera.
"Sudah ada 157 calon mahasantri yang mendaftar. Mereka ada yang dari As`adiyah. Ada juga yang dari luar pesantren di Sulawesi Selatan. Mereka tertarik dengan kurikulum yang kita punya dalam kajian tafsir dan ilmu tafsir. Mungkin karena pesantren ini sebagai pesantren tertua di Sulawesi dan telah melahirkan banyak santri yang telah mewarnai negeri ini," katanya.
Dengan seleksi penerimaan mahasantri pada Ma`had Aly, harapannya akan menjamin ketersediaan in-put mahasantri yang mumpuni. Dengan begitu, proses pembelajaran yang berbasis kitab kuning dan Bahasa Arab ini bisa terlaksana dengan baik. (rfq/dod)
Bagikan: