Bekasi (Pendis) - Semua mahasantri program PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi) harus bercita-cita tinggi, tanpa itu, program ini tidak akan menghasilkan orang-orang hebat. Demikian dikatakan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Imam Safei saat memberikan pengarahan di depan mahasantri PBSB perwakilan dari kampus-kampus terbaik mitra Kementerian Agama.
Menurutnya, mahasantri PBSB adalah pilihan dari orang-orang terpilih, pikihan hasil seleksi dari santri-santri terbaik. "Adik-adik adalah orang-orang hebat, terseleksi. Bercita-citalah yang tinggi," pintanya.
Menurutnya, bercita-cita tinggi harus dimulai dari sekarang dengan menanamkan dalam diri untuk sungguh-sungguh membantu orang lain. "Cita-cita harus tinggi dan besar, bisa dimulai dengan menanamkan di pikiran untuk sungguh-sungguh membantu orang lain. Itu yg akan mengantarkan adik-adik sukses," terangnya.
Dulu, ceritanya, PBSB ini dibuat dengan cita-cita tinggi, yaitu mengubah takdir bangsa. "Anda harus bisa mengubah takdir bangsa. Program ini pada saat dibuat kita yakini bisa menghasilkan anak-anak hebat yang bisa mengubah bangsa ke arah yang lebih baik," ceritanya.
"Banyak orang menyesal bukan karena bercita-cita tinggi dan tidak tercapai, tapi karena bercita-cita rendah dan tercapai," candanya.
Karenanya sekretaris meminta kepada para mahasantri PBSB untuk bersungguh-sungguh dalam menjalani proses belajar ini. "Orang sukses biasanya memiliki empat hal, yaitu potensi, kerja keras, jaringan yang luas, dan adanya keberuntungan," tegasnya.
Adik-adik adalah orang-orang yang berpotensi besar, memiliki intelektual bagus. Tugas selanjutnya adalah bekerja keras dan berjejaring. "Orang yang memiliki potensi besar tidak akan ada artinya jika tidak bekerja dengan keras. Orang yang potensinya besar dan sudah bekerja keras, tapi jika tidak memiliki jaringan luas, juga akan jalan di tempat," terangnya.
Karena itu, Sekretaris Ditjen Pendis meminta agar semua mau bekerja dengan keras dan berjejaring. "Orang sukses adalah yang mampu memaksimalkan potensi dan tidak banyak mengeluh. Jangan mengeluh. Di depan pengeluh semua jadi masalah. Di depan pemimpi semua masalah jadi peluang," pintanya.
Kegiatan berlangsung di Bekasi selama 3 hari, 22-24 September, diikuti 50 peserta perwakilan dari perguruan tinggi mitra Kementerian Agama seperti UGM Yogyakarta, ITS Surabaya, Unair Surabaya, IPB Bogor, UPI Bandung, UIN Jakarta, dan yang lainnya. [beta]
Bagikan: