Jakarta (Kemenag) — Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amien Suyitno, mendorong dunia pesantren menjadi pelopor dalam merespons isu-isu global, khususnya krisis lingkungan dan perubahan iklim. Hal ini disampaikan saat membuka Seleksi Nasional Computer-Based Test (CBT) Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) ke-8 Tahun 2025 secara daring melalui Zoommeeting dan disiarkan langsung pada Youtube Pendis Channel pada Selasa (17/6/2025).
Dengan mengangkat tema "Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian dengan Kitab Turats", Dirjen menekankan pentingnya kontribusi pesantren melalui pendekatan ekoteologi, yaitu pandangan teologis yang menempatkan pelestarian alam sebagai bagian dari tanggung jawab keagamaan.
“Isu lingkungan seperti kebakaran hutan, sampah, banjir bandang, tidak bisa kita anggap sederhana. Semua itu erat kaitannya dengan persoalan ekoteologi. Dan pesantren punya basis kuat dalam kitab kuning untuk menjawab itu semua,” tegas Dirjen.
Menurutnya, sudah saatnya pesantren menggali kembali khazanah kitab turats atau kitab kuning sebagai sumber nilai dan solusi atas persoalan global, termasuk menyuarakan konsep hifzh al-bi’ah (perlindungan lingkungan) sebagai bagian baru dalam maqashid al-syariah.
“Mungkin sudah saatnya maqashid al-syariah tidak hanya lima, tetapi perlu ditambah satu, yakni menjaga lingkungan. Karena kerusakan lingkungan saat ini sudah masuk kategori darurat syariah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa MQKN 2025 harus menjadi momentum kolaboratif untuk membentuk kesadaran generasi santri agar mampu memahami, mengamalkan, dan menyuarakan nilai-nilai keberlanjutan lingkungan sebagai bagian dari keimanan.
“Santri tidak hanya belajar kitab, tapi juga harus menjadi duta lingkungan dan perdamaian dunia,” imbuhnya.
Rangkaian MQKN tahun ini akan berlangsung hingga Oktober 2025, dan akan diramaikan oleh kegiatan pendukung seperti Ekspo Kemandirian Pesantren, Halaqah Ulama Nasional, dan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara. Puncaknya, dalam rangka Hari Santri Nasional 2025, akan diselenggarakan Pesantren Award oleh Menteri Agama sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi pesantren dalam membangun peradaban.
Bagikan: