Jakarta (Kemenag) — Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) 2025 memasuki babak baru. Untuk pertama kalinya, ajang baca kitab kuning tingkat nasional ini mengadopsi sistem seleksi digital berbasis Computer-Based Test (CBT), sekaligus mulai menjangkau level kompetisi Asia Tenggara.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, dalam arahannya saat membuka pelaksanaan seleksi CBT MQKN 2025 melalui Zoommeeting dan disiarkan langsung pada Youtube Pendis Channel pada Selasa (17/6/2025).
“Pelaksanaan seleksi berbasis CBT ini menandai kesiapan pesantren menghadapi era transformasi digital. Ini bukan sekadar adaptasi, tetapi lompatan besar menuju tata kelola pendidikan Islam yang modern dan akuntabel,” ungkapnya.
Dirjen menjelaskan, digitalisasi seleksi MQKN merupakan implementasi dari program prioritas Menteri Agama, khususnya poin kedelapan tentang transformasi tata kelola digital.
“Transformasi digital dalam pendidikan Islam sudah berjalan. Sekarang, santri dari daerah terpencil pun punya kesempatan yang sama untuk tampil dan bersinar di kancah nasional maupun internasional,” katanya.
Lebih jauh, MQKN 2025 juga akan memperluas cakupan peserta ke tingkat regional Asia Tenggara. Hal ini menandai langkah strategis pesantren Indonesia menuju internasionalisasi, sesuai visi from local to global.
“MQKN bukan hanya kompetisi nasional. Tahun ini, kita masuk ke level regional. Kita ingin menunjukkan bahwa santri Indonesia siap berkompetisi di panggung Asia Tenggara, bahkan dunia,” jelas Amien.
Pelaksanaan MQKN 2025 puncaknya akan digelar pada 1–7 Oktober 2025 di Pondok Pesantren As’adiyah, Sengkang, Sulawesi Selatan. Selain perlombaan utama, akan digelar pula ekspo pesantren, halakah ulama, dan perkemahan santri sebagai bagian dari gerakan kolaboratif membangun pesantren masa depan.
“Ini saatnya pesantren Indonesia tampil ke panggung dunia. MQKN 2025 menjadi gerbangnya,” tutup Dirjen.
Selain kompetisi utama, rangkaian MQKN 2025 juga akan diramaikan dengan Ekspo Kemandirian Pesantren, Halaqah Ulama Nasional, dan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara. Puncaknya, dalam rangka Hari Santri Nasional 2025, akan diselenggarakan Pesantren Award oleh Menteri Agama sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi pesantren dalam membangun peradaban.
Bagikan: