Pers Rilis
Jakarta – Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam secara resmi membuka pelaksanaan Seleksi Computer-Based Test (CBT) Musabaqah Qira’atil Kutub (MQKN) Nasional ke-VIII Tahun 2025 yang diselenggarakan selama tiga hari, mulai 17 hingga 19 Juni 2025. Kegiatan seleksi ini menjadi gerbang awal menuju penyelenggaraan ajang nasional MQKN ke-VIII yang akan digelar di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, Sulawesi Selatan, serta MQK Asia Tenggara yang untuk pertama kalinya akan diselenggarakan.
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyebut pelaksanaan CBT MQKN sebagai tonggak monumental yang menandai integrasi antara warisan keilmuan Islam klasik dengan sistem digital modern. “Seleksi CBT ini bukan hanya seleksi teknis, tetapi simbol dari hibridisasi antara tradisi dan teknologi. Kita menjaga sanad keilmuan sambil memanfaatkan instrumen digital untuk pemerataan kesempatan dan objektivitas,”tegasnya.
Menurut Amin Suyitno, Pelaksanaan Seleksi CBT MQKN berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena menggunakan digitalisasi. Hal tersebut, menurut Amin Suyitno, merupakan bagian dari astaprotas Menteri Agama, yaitu Digitalisasi Tata Kelola.
Sementara itu, Direktur Pesantren, Basnang Said, melaporkan bahwa sebanyak 8.773 peserta dari 1.218 lembaga, yang terdiri dari 1.161 pondok pesantren dan 57 Ma’had Aly, telah terdaftar secara resmi dalam seleksi ini. Dengan rincian 4.636 peserta laki-laki dan 3.988 peserta perempuan, partisipasi ini mencerminkan semangat kesetaraan dalam dunia pendidikan Pesantren.
Basnang Said juga mengatakan bahwa rangkaian seleksi CBT MQKN ini juga meminimalisir sekat-sekat wilayah antar para santri. CBT MQKN dinilai tidak semata menjadi ajang kompetisi, namun juga sebagai medium strategis dalam menjaga kesinambungan transmisi ilmu dan nilai-nilai Islam klasik melalui Kitab Kuning (turats). Melalui sistem meritokratik ini, seleksi dilakukan secara adil dan objektif, memastikan hanya peserta terbaik yang akan mewakili provinsinya pada ajang MQKN nasional.
Kedua pimpinan Kementerian Agama tersebut juga menekankan pentingnya menjadikan MQKN sebagai ruang artikulasi nilai-nilai universal Islam—keadilan, keberlanjutan, dan kemanusiaan—yang diemban oleh kitab-kitab klasik pesantren. Tema MQKN tahun ini, “Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian dengan Kitab Turats”, menjadi penegasan bahwa Pesantren Indonesia siap mengambil peran global dalam membangun ekoteologi yang berkeadilan dan berkelanjutan, yang dimana pendekataan keagamaan dapat menjawab dan menjadi solusi atas persoalan-persoalan iklim yang sedang mencemari bumi kita akhir-akhir ini dalam rangka pelesetarian lingkungan dalam lingkup dakwah dan Pendidikan keagamaan
Proses seleksi CBT ini juga menjadi manifestasi dari komitmen transformasi digital di lingkungan Kementerian Agama. Pelaksanaan ujian daring yang terintegrasi menjangkau santri hingga ke pelosok, menunjukkan bahwa santri di daerah terpencil pun memiliki peluang yang setara untuk tampil di tingkat nasional.
Kementerian Agama RI berharap proses seleksi berjalan dengan lancar dan menghasilkan kader ulama muda masa depan yang mampu mengintegrasikan Kitab Turats dengan realitas zaman. “Kita menanam benih kader ulama masa depan—yang tidak hanya cakap membaca teks, tetapi juga humanis dan berkomitmen pada bangsa, lingkungan, dan peradaban,” pungkas Suyitno.
Bagikan: