Surakarta (Pendis) - Eksistensi santri di Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Dari zaman perjuangan untuk meraih kemerdekaan Indonesia hingga masa kini. Maka, para santri harus memperluas jaringan, tidak hanya secara internal di daerah masing-masing, akan tetapi dalam skala nasional. Demikian pembuka yang disampaikan oleh Waryono Abdul Ghafur, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
Dengan didampingi oleh Nur Abadi, Kepala Bidang Pondok Pesantren Kantor Wilayah Kemenag Jawa Tengah selaku ketua panitia Pospenas IX, Waryono melakukan Konferensi Pers dengan para awak media. Bertempat di aula Balaikota Surakarta, acara ini dihadiri oleh puluhan wartawan lokal dan nasional.
"Saya berharap dengan konferensi pers ini, teman-teman media dapat men-syiarkan gema Pospenas IX ke seluruh nusantara" kata Waryono pada Selasa, 22 November 2022.
Dalam paparannya, Waryono menjelaskan macam cabang olahraga dan seni serta latar belakangnya. Sebagai contoh adalah cabang olahraga sepak bola. Ia mengungkapkan bahwa sepak bola merupakan olahraga favorit para santri meskipun tidak semua pesantren memiliki lapangan bola yang memang representatif untuk olahraga tersebut.
"Sepak bola merupakan olahraga masyarakat ya, semua suka sepak bola. Serta dalam sepak bola diperlukan strategi dan kerja tim yang kompak" ujar Waryono.
Sedangkan, hadirnya cabang seni stand up comedy adalah salah satu cara agar siswa mampu berfikir kreatif. Kreativitas santri ini diperlukan untuk menghadapi era modern. Para santri harus dapat menyampaikan ilmu-ilmu agama dengan cara yang sesuai dengan perkembangan zaman. Salah satunya adalah dengan stand up comedy, menyampaikan ilmu dengan cara yang segar dan mudah diterima.
Selanjutnya terkait dengan kepesertaan, Waryono mengatakan bahwa 34 provinsi seluru Indonesia mengirimkan kontingen beserta dengan officalnya. Dari jumlah 2839 partisipan yang hadir, pihak panitia memastikan bahwa semuanya sudah melakukan vaksin booster atau medapatkan hasil negative pada test swab mereka.
“Sudah tertulis dalam juknis kita bahwa semua partisipan harus sudah melakukan vaksin booster atau jika belum lengkap, menyertakan hasil swab test dengan hasil negative. Tentu kita berusaha untuk menjaga para partisipan dengan mematuhi protokol kesehatan” jelasnya.
Bagikan: