Jakarta (Pendis) - Dalam upaya menjaga perdamaian, Kementerian Agama menginisiasi program "PeaceSantren" atau program dalam rangka menebar pesan damai dari pesantren yang kali pertama digelar di Pondok Pesantren Az-Ziyadah Klender Jakarta Timur, Sabtu (16/03/2024).
Pondok Pesantren Az-Ziyadah ini menjadi lokasi pertama dari 5 peantren terpilih sebagai tuan rumah PeaceSantren yang diagendakan Kementerian Agama dengan menggandeng band Gigi dan Band Padi.
Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki saat menyampaikan pidato perdamaian mengatakan pesantren adalah sebuah entitas pendidikan yang menjunjung perdamaian dan persaudaraan. Beliau menegaskan bahwa isu perdamaian yang dimulai dari pesantren ini harus digaungkan ke luar pesantren.
“Maka program ini adalah ikhtiyar dari Kementerian Agama untuk menyebarkan pesan perdamaian untuk kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara,” kata Wamenag.
Wamenag menyampaikan PeaceSantren yang digelar di 5 kota nantinya akan menggandeng band Gigi. Menurutnya, band Gigi merupakan sebuah band yang di dalamnya berisi keberagaman, kemajemukan tapi dari sebuah perbedaan itu bisa menghasilkan sebuah harmoni dan cinta yang begitu indah.
"Maka ada kesamaan dalam filosofi antara dunia pesantren dan band Gigi yang kita hadirkan sore ini," ujar Wamen.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani mengungkapkan PeaceSantren pada prinsipnya adalah sebuah pesan damai dari pesantren. Karena menurutnya, pesantren mengusung nilai-nilai keagamaan sebagai bagian dari langkah hidupnya, selalu mengajarkan kedamaian dan harmoni agar setiap pertumbuhan peradaban dapat berjalan dengan baik.
"Hari ini kita ingin mengingatkan kembali agar masyarakat senantiasa meningkatkan kapasitas keharmoniannya agar pertumbuhan dapat berkembang secara berkelanjutan," ujar Ramdhani.
Pentingnya santri untuk terus memupuk perdamaian sangatlah dibutuhkan. Menurutnya, dalam menyampaikan pesan-pesan agama dengan perdamaian itu diibaratkan setali mata uang yang tidak boleh terpisahkan. Agama adalah sebuah ruang yang harus dipenuhi dengan rasa cinta dan rasa damai.
"Tanpa itu agama akan menjadi kering," ungkapnya.
Ramdhani membeberkan program PeaceSantren ini memilih musik karena pesantren biasanya mengkaji dan menghafal kitab dengan nadoman sebagai ajaran-ajaran keagamaan yang diajarkan tidak sekedar dihafal tetapi diresapi maknanya dengan ruang-ruang rasa dan seni.
"Jadi hidup itu bukan sekedar mengandalkan logika semata, ada rasa, budaya dan seni. Dan agama itu memiliki semua ruang itu, memiliki logis, rasa, berbudaya, harmoni dan cinta," ungkap Ramdhani
Beliau juga menyampaikan alasan memilih pesantren sebagai tuan rumah program PeaceSantren karena pesantren merupakan epicentrum perkembangan peradaban Indonesia. Pesantren hadir lahir sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia hadir.
"Kontribusi pesantren di dalam menyebarkan menyiarkan kedamaian berbasis nilai keagamaan itu sudah hadir," pungkas Ramdhani.
Sebagai informasi, PeaceSantren 2024 digelar di lima pesantren yaitu: Pesantren Az Ziyadah Jakarta Timur (Sabtu, 16 Maret 2024), Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang (Rabu, 20 Maret 2024), Pesantren Al Musaddadiyah Garut (Sabtu, 23 Maret 2024), Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta (Rabu, 27 Maret 2024), dan Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang (Sabtu, 30 Maret 2024).
Bagikan: