Yogyakarta (Pendis) - Pondok Pesantren telah lama menjadi lembaga yang memiliki kontribusi penting dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, serta besarnya jumlah Santri pada tiap pesantren menjadikan lembaga ini layak diperhitungkan dalam kaitannya dengan pembangunan bangsa di bidang pendidikan dan moral.
Perbaikan-perbaikan yang secara terus menerus dilakukan terhadap pesantren, baik dari segi manajemen, akademik (kurikulum) maupun fasilitas, menjadikan pesantren keluar dari kesan tradisional dan kolot yang selama ini disandangnya. Beberapa pesantren bahkan telah menjadi model dari lembaga pendidikan yang leading.
Tak terkecuali Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Yogyakarta, sejak berdiri dari tahun 1997 Ponpes Diponegoro terus mengalami kemajuan yang signifikan. Dalam menjawab kemajuan zaman dan teknologi Ponpes Diponegoro mengintegrasikan antara pendidikan pesantren dan modern, salah satunya dengan membekali santri dengan pengetahuan teknologi.
Dipelopori oleh Madrasah Aliyah Diponegoro (MADIPO) yang notabene lembaga baru di komplek Ponpes Diponegoro mampu menggandeng UNU Yogyakarta untuk turut serta membekali santri-santri dengan pengetahuan teknologi.
Mengawali tahun 2023, Fungsionaris Madipo mendapat kesempatan untuk silaturahmi ke Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. Disambut langsung oleh Dekan FTI Mochamad Syamsiro beserta jajarannya. Para rombongan bertemu dan berkeliling laboratorium. Salah satunya adalah laboratorium robotic beserta produk dan karya tim robotic UNU.
Fauzan, kepala MA Diponegoro menuturkan bahwa santri harus belajar dan menguasai teknologi tanpa meninggalkan akar identitasnya sebagai santri. Fauzan juga berharap santri harus bias menjadi subjek teknologi sebagai pengguna, produsen, pengontrol, dan pengembang.
“Kami berharap, bahwa tanpa meninggalkan akar identitas, santri mampu belajar serta menguasai teknologi. Agar nantinya tidak hanya menjadi objek teknologi, tapi menjadi subjek pengguna, produsen serta mampu mengembangkan teknologi menjadi lebih bermanfaat” ujar Fauzan.
Rofiq Anwar, Wakil Kepala MA Diponegoro juga menuturkan optimismenya terhadap pengembangan dan pemanfaatan teknologi di Pesantren. “Diantara para santri ada kader-kader muda yang hebat, saya yakin, pesantren kedepan akan jauh lebih maju dengan pemanfaatan teknologi melalui kader-kader muda seperti melalui UNU Jogja ini” ujar Rofiq.
Dekan FTI UNU Jogja berharap akan ada kerjasama dan saling sinergi antara Ponpes Diponegoro melalui MA Diponegoro dengan FTI UNU Jogja kedepannya kususnya dalam bidang teknologi sebagai bekal santri serta kerjasama lainnya yang bermanfaat.
“Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu kami mendapat pesan dari Pak Rektor akan ada tamu dari Diponegoro ke FTI. Tentu kami menyambut dengan senang hati karena kami juga sebenarnya ada rencana untuk berkunjung ke Diponegoro” Mochamad Syamsiro menyampaikan.
Risyanto, bidang kesiswaan MA Diponegoro dalam pertemuan tersebut juga menyampaikan bahwa MA Diponegoro dengan UNU Jogja memiliki banyak kesamaan.
“MA Diponegoro dan UNU Jogja itu banyak kesamaan. Dibilang UNU kampus baru kami juga madrasah baru. Jika UNU sedang membangun gedung 9 lantai, pun kami sama meski baru mulai membangun dan tentunya kita memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendidik anak bangsa kita” ujar Risyanto.
Bagikan: