Bandar Lampung (Pendis) - Direktorat Pendidikan Agama Islam melalui Subdit PAI pada SMP kembali menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kurikulum PAI 2013 SMP Angkatan 13 dan 14 untuk wilayah Provinsi Lampung selama tiga hari, 20-22 Agustus 2015 di Hotel Nusantara Bandar Lampung. Hadir dalam pembukaan kegiatan Kepala Subdit PAI pada SMP, H. Nifasri, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Lampung, H. Suhaili, dan beberapa pejabat di lingkungan Direktorat Pendidikan Agama Islam dan Kanwil Kemenag Provinsi Lampung. Adapun peserta yang mengikuti bimtek ini sebanyak 80 orang guru PAI SMP di wilayah Provinsi Lampung.
Dalam sambutannya, Kasubdit PAI pada SMP menyatakan bahwa pendidikan agama di Indonesia akhir-akhir ini sedang menjadi sorotan dan banyak kritik dari berbagai pihak, di mana pendidikan agama dianggap tidak efektif dan tidak memiliki pengaruh positif terhadap pembentukan karakter manusia yang baik, terutama sekali pendidikan agama Islam. "Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam senantiasa berupaya untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan PAI. Sejak dulu sampai sekarang banyak kritik kepada pendidikan agama, bahwa pendidikan agama secara keseluruhan dianggap tidak memiliki pengaruh kepada anak, terutama pendidikan agama Islam. Apalagi baru-baru ini ada kicauan yang menyatakan tak perlu ada pendidikan agama di Indonesia," ujarnya pada acara pembukaan, Kamis (20/08/15).
Akan tetapi, tegas Nifasri lagi, kritik tersebut tidak didasarkan dengan realitas yang ada. Terjadinya banyak tawuran di kalangan peserta didik, praktik korupsi, dan perilaku menyimpang lainnya menurutnya memang banyak dilakukan oleh mereka para alumni PAI, namun semata-mata bukan kesalahan PAI. Realitas yang terjadi adalah selama ini PAI tidak didengar, dianaktirikan, didiskriminasi, dan bahkan didhalimi.
Namun demikian, lanjut Nifasri, perhatian pemerintah sekarang luar biasa terhadap perkembangan dan mutu PAI, sebab PAI merupakan faktor penting dalam mewujudkan generasi emas Indonesia yang berperadaban, memiliki moralitas tinggi, dan berkarakter. Sejak diterbitkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, perhatian pemerintah terhadap PAI menjadi lebih fokus. Hal ini karena pengelolaan pendidikan agama menjadi tanggung jawab dan kewenangan Kementerian Agama. "Begitu terbit PP No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, pengelolaannya kemudian menjadi tanggung jawab dan kewenangan Kementerian Agama, sehingga PAI lebih terperhatikan. Dan Alhamdulillah guru-guru yang tidak linier untuk PAI disediakan program beasiswa S1 untuk G-PAI, dan untuk di Provinsi Lampung kami telah bekerjasama dengan IAIN Raden Intan Lampung dan Universitas Muhammadiyah Lampung," imbuhnya.
Upaya pemerintah melalui Kementerian Agama terhadap peningkatan kualifikasi akademik tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (guru dan pengawas) tidak hanya sebatas program S1 PAI, tetapi disediakan juga program peningkatan kualifikasi akademik pada jenjang magister melalui program bantuan beasiswa S2 bagi guru PAI dan pengawas PAI sejak tahun 2009 bekerjasama dengan PTKI. Insya Allah tahun ini masih ada program S2 bekerjasama dengan 11 PTKI. Inilah upaya-upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru dan pengawas PAI.
Di samping peningkatan kualifikasi, menurutnya lagi, kompetensi guru juga harus terus ditingkatkan, selalu di-upgrade pengetahuannya sehingga tidak mengalami ketertinggalan baik secara keilmuan maupun metodologi. Kegiatan bimtek ini merupakan bagian dari peningkatan kompetensi. Dengan demikian, apabila kualifikasi dan kompetensi G-PAI sudah baik dan memadai, guru-guru akan lebih kreatif, inovatif, efektif, dan tentunya menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Di tangan guru PAI-lah kemajuan bangsa ini. "Untuk peningkatan kompetensi G-PAI, pada tahun ini akan dialokasikan kegiatan dimaksud melalui program bimtek kurikulum 2013 yang akan dikontraktualkan dengan pihak ketiga yang konsen terhadap pendidikan. Kalau kualifikasi dan kompetensi G-PAI sudah baik, maka Insya Allah akan lahir guru-guru yang kreatif, inovatif, dan efektif. Karena bapak ibu mempunyai tanggung jawab besar di tanah air ini dalam membentuk karakter manusia agar menjadi manusia beriman bertakwa, dan berakhlakul karimah. Jadi kemajuan bangsa ini ada di tangan guru PAI. Dan perlu diketahui bahwa saat ini ada sekitar 40 juta peserta didik yang mengikuti PAI, lebih besar penduduk Malaysia dan Singaupra," imbuhnya.
Pada kesempatan terakhir sambutannya, Nifasri menyatakan bahwa pendidikan agama merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat, terutama guru. Karena gurulah yang menjadi ujung tombak dalam pembentukan karakter bangsa ke depan. Majunya sebuah bangsa tergantung kepada guru PAI sebagai garda terdepan dalam membentuk manusia (peserta didik) yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Karenanya guru diharapkan lebih percaya diri (confident), lebih hebat, bisa menjadi tokoh di masyarakat, dan dapat menjadikan PAI ke depan lebih efektif, lebih menyenangkan, tidak menjenuhkan, dan mampu menggunakan berbagai metode baru yang relevan untuk pembelajaran PAI, sehingga PAI tidak lagi menjenuhkan dan membosankan tetapi menyenangkan bagi peserta didik, bahkan menjadi sesuatu yang sangat dirindukan untuk dipelajari.
"Pada saat tertentu, semua akan tahu bahwa betapa pentinganya PAI di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Ke depan, Insya Allah Kemenag selalu berupaya agar bagaimana PAI ini lebih efektif. Dan Alhamduillah, dengan didukung struktur PAIS di semua wilayah, mudah-mudahan PAI menjadi lebih eksis, lebih efektif, dan menjadikan peserta didik kita beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia sebagaimana diamanatkan Undang-undang. Melaui kegiatan bimtek ini kami berharap, Bapak/ibu bisa men-share kendala-kendala apa yang terjadi di lapangan, dan bagaimana solusinya. Jadi, bapak/ibu nanti yang pro aktif, bukan lagi ceramah. Kami berharap G-PAI lebih hebat dari guru-guru yang lain, karena G-PAI ini tokohnya di sekolah," pungkasnya.
(ozi/dod)
Bagikan: